Pemerintah Targetkan Pengembangan Blok Masela Mulai 2019
Pemerintah menargetkan pengembangan Blok Masela bisa dimulai pada tahun 2019 mendatang. Target ini diperoleh setelah Pelaksana tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan kala itu, mengunjungi Jepang dan bertemu petinggi Inpex Corporation selaku kontraktor Blok Masela pada dua pekan lalu.
Ada tiga poin penting dalam pertemuan tersebut. Pertama, Jepang menginginkan pembangunan Blok Masela dilaksanakan dengan baik dan cepat. Kedua, Indonesia-Jepang sepakat mempercepat perencanaan dan rencana implementasi pembangunan Blok Masela. (Baca: Pakai Skema Darat, Proyek Blok Masela Bisa Molor)
Ketiga, Indonesia akan menghilangkan semua hambatan agar Blok Masela dapat segera dibangun. “Blok Masela dapat mulai dikembangkan pada tahun 2019,” kata Luhut, seperti dikutip dari bahan persentasinya dalam acara "Coffee Morning" di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Selasa (18/10) pagi.
Sedangkan Juru Bicara Inpex Corporation Usman Slamet mengatakan, pihaknya dan Kementerian ESDM serta SKK Migas memang rutin untuk membahas secara intensif percepatan rencana pengembangan Blok Masela. "Supaya bisa ada kesamaan pandangan bagaimana proyek ini bisa jalan," katanya usai rapat di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (18/10).
Sebelumnya, Kementerian ESDM tetap membolehkan Inpex membangun kilang pengolahan gas alam cair (LNG) di proyek Blok Masela. Padahal, Luhut mengaku, awalnya ada rencana agar Inpex hanya sampai kegiatan pengeboran di blok kaya gas di Laut Arafura, Maluku tersebut. Adapun proses pengolahan di kilang LNG akan dikerjakan pemerintah.
(Baca: Tak Hanya Mengebor, Inpex Tetap Bangun Kilang Gas Masela)
Namun, rencana itu belakangan berubah setelah melalui kajian lebih lanjut. Di sisi lain, Luhut tidak mau gas dari Blok Masela hanya diekspor ke luar negeri. Ia menginginkan gas tersebut digunakan untuk dalam negeri. Dengan begitu, ada nilai tambah untuk perekonomian Indonesia.
Rencananya, pemerintah menginginkan pengembangan pabrik pupuk dan pabrik petrokimia di sekitar Blok Masela. Untuk itu Luhut mengajak Inpex turut membangun industri pengolahan bahan turunan gas tersebut. “Bisa saja kami joint dengan mereka,” kata dia.
Dari beberapa hasil kajian tim, Luhut melanjutkan, investasi di Blok Masela kemungkinan berkurang. Sayangnya ia belum mau menyebut besarannya, tapi angka investasinya akan jauh di bawah US$ 22 miliar.
Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyoroti peran masyarakat setempat dalam pengembangan Blok Masela. Rencananya, pengembangan blok itu tetap melibatkan masyarakat. (Baca: Menteri Jonan Libatkan Masyarakat Kembangkan Blok Masela)
Hal ini agar tidak mengulangi kesalahan pada proyek minyak dan gas bumi sebelumnya. "Kalau saya lihat Bontang, Arun, dan sebagainya, dari dulu membangunnya konsep enclave. Masyarakat tidak dianggap," kata Jonan di sela-sela pidatonya di Kementerian Energi, Jakarta, Senin (17/10) kemarin.