Menteri Luhut Sebut Penggunaan Produk Lokal Bisa Tekan Cost Recovery

Anggita Rezki Amelia
3 September 2016, 14:00
Pipa terminal BBM
Katadata

Berdasarkan biaya yang dikeluarkan, porsi TKDN baru mencapai 46,1 persen. Rinciannya untuk pengadaan jasa US$ 2,34 miliar dan barang US$ 2,16 miliar. Sebagai perbandingan, pada 2015 porsi TKDN bisa mencapai 68 persen.

Anggota Komisi VII DPR Satya Widya Yudha juga mendukung langkah Luhut. Menurutnya TKDN tidak hanya mencakup pengadaan barang saja. Sumber daya manusia atau pekerja dalam negeri juga harus diberdayakan.

Menurut Satya, belum banyak kontraktor migas yang menggunakan TKDN pada kegiatan operasional hulu migas. "Maka perlu dituangkan dengan memberikan insentif harga dalam penggunaan TKDN supaya industri penunjang lokal maju," ujar Satya kepada Katadata, Jumat (2/9). 

Anggota komisi VII lainnya, Eni Maulani Saragih juga mengatakan penggunaan TKDN perlu ditingkatkan. Alasannya penggunaan produk dalam negeri masih rendah, termasuk penggunaan pipa di sektor migas. "Pipa saja terkadang  dari luar negeri, padahal barangnya ada di sini," ujar dia. (Baca: Pemerintah Prioritaskan Pengguna Komponen Lokal Menang Tender Migas)

Di sisi lain, kontraktor migas menilai produk lokal masih lebih mahal dibandingkan produk impor. Joint Venture and PGPA Manager Ephindo Energy Private Ltd Moshe Rizal Husin mencontohkan salah satu produk lokal yang dianggap lebih mahal adalah casing atau pelindung yang digunakan untuk kegiatan pengeboran.

“Kami di Coal Bed Methane (CBM) melakukan analisa, casing dibeli di Indonesia bisa 30 persen lebih mahal bila saya pesan langsung dari Cina,” kata Moshe kepada Katadata, Selasa (30/8).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...