Dua Tahun, Utang Empat Raksasa Minyak Melonjak Dua Kali Lipat

Martha Ruth Thertina
25 Agustus 2016, 20:23
Pengeboran minyak lepas pantai.
KATADATA

Shell melaporkan kenaikan utang sekitar US$ 75 miliar pada akhir kuartal II tahun ini dibandingkan periode sama 2015. Adapun BP berharap bisa membayar biaya operasionalnya dan membiayai investasi barunya. Selain itu, mencapai target dividen dengan harga minyak antara US$ 50 sampai US$ 55 per barel tahun depan.

Keempat perusahaan migas itu menyatakan masih memiliki banyak cara untuk membayar utang. Opsinya adalah menjual aset, menawarkan lebih banyak saham kepada pemegang saham daripada memberi dividen tunai, dan memotong biaya. Suku bunga acuan yang rendah juga diklaim membantu meringankan beban perusahaan.

Mereka menilai, lonjakan utang hanya persoalan sementara sebab perusahaan melakukan restrukturisasi. Selain itu, utang juga bakal turun ketika harga minyak merangkak naik.

Namun, sejumlah analis dan investor tidak seoptimistis itu. Mereka berpendapat penurunan harga minyak membuat perusahaan sangat sulit memperoleh duit dari penjualan aset untuk membayar utangnya. Kebijakan membagi lebih banyak saham kepada pemegang saham juga cuma akan menambah beban dividen perusahaan di masa depan.

Sedangkan Analis Senior Macquarie Capital, Iain Reid berpendapat pemotongan dividen keempat perusahaan migas itu cuma akan terjadi jika harga minyak berada di bawah US$ 40 per barel dalam periode yang panjang.  Goldman Sachs dalam laporannya yang dirilis pekan ini memprediksi harga minyak bakal berada di kisaran US$ 45 – US$ 50 per barel tahun ini.

Halaman:
Reporter: Martha Ruth Thertina
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...