SKK Migas Pesimistis Pengeboran 151 Sumur Eksplorasi Tercapai

Anggita Rezki Amelia
18 Mei 2016, 20:35
pertamina
Katadata

Menurut Ngatijan, salah satu penyebab rendahnya eksplorasi adalah harga minyak yang masih rendah. Harga minyak yang murah membuat kas perusahaan migas pun terganggu. Hal inilah yang memberatkan kontraktor melakukan pengeboran meskipun biaya operasional  penunjang migas relatif turun. (Baca: Harga Minyak Dekati US$ 50, Industri Hulu Migas Bisa Bergairah)

Penemuan sumber migas baru di dalam negeri yang menurun membuat cadangan sumber daya alam tersebut terus menyusut. Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan cadangan minyak dalam negeri selama kuartal I tahun ini hanya 7.018 juta tangki barel (MMSTB). Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 7.305 MMSTB. 

Tidak hanya minyak, cadangan gas juga melorot. Pada kuartal I-2015, cadangan gas tercatat sebesar 151 triliun standar kaki kubik (TSCF). Namun, pada kuartal I-2016, cadangannya hanya tinggal 148 TSCF. (Baca: Eksplorasi Minim, Cadangan Minyak Turun Hampir Empat Persen)

Di sisi lain, di tengah harga minyak yang rendah, produksi minyak masih bisa di atas target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) yang sudah disetujui SKK Migas. Hingga 14 Mei lalu, produksi minyak mencapai 831.700 barel per hari (bph). Padahal, target RKAP hanya 827 ribu bph. Sementara produksi gas sebanyak 8.011 juta kaki kubik (mmscfd), yang di atas target sebesar 7.825 mmscfd.

Sementara realisasi produksi siap jual atau lifting minyak untuk periode yang sama tidak mencapai target yang sudah ditentukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Dalam APBN 2016, target lifting minyak sebesar 830 ribu bph, sementara realisasi hanya 781.100 bph. Tapi realisasi lifting gas berhasil melewati target. Sampai 14 Mei lalu, realisasi lifting gas sebesar 6.684 mmscfd dari target 6.470 mmscfd.

Halaman:
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...