Menteri Sudirman: Harga Premium Bisa Turun Rp 800-1.000

Arnold Sirait
16 Maret 2016, 17:40
No image
Menteri ESDM Sudirman Said

Dalam rapat tertutup Panitia Kerja Minyak dan Gas Bumi Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan manajemen Pertamina, Kamis dua pekan lalu (3/3), Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi mengungkapkan, manajemen Pertamina menjelaskan adanya peluang menurunkan harga Premium pada April mendatang. Peluang penurunan harganya sangat besar. "Tadi sudah disampaikan oleh Ahmad Bambang sebagai Direktur Pemasaran Pertamina. Mengacu pada formula yang dia gunakan itu turunnya menjadi sekitar Rp 4.800 per liter," katanya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Bambang membenarkan rencana perubahan harga BBM jenis Premium. "Pasti, harga premium pasti turun," katanya. Namun, dia enggan menjelaskan besaran penurunan harga BBM.

Di dalam rapat tertutup tersebut, menurut Bambang, juga belum ada keputusan final terkait harga jual Premium pada April mendatang. Ia hanya menegaskan, harga Premium bisa turun di bawah Rp 5.000 dengan satu syarat. "Bisa saja, kalau harga (minyak) rendah terus."

(Baca: Harga Kemahalan, Pemerintah Diminta Buka Formula Harga BBM)

Di tengah rendahnya harga minyak dunia, banyak pihak memang menyoroti masih tingginya harga BBM, khususnya Premium saat ini. Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Inas Nasrullah Zubir menganggap Pertamina mengambil untung terlalu banyak di tengah penurunan harga minyak mentah dunia. Tidak hanya Inas, ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri juga menilai harga Premium di Indonesia terlalu mahal dibandingkan negara lain, seperti Malaysia dan Amerika Serikat. Untuk itu, dia meminta pemerintah dan PT Pertamina (Persero) transparan dalam menghitung formula harga BBM.

Namun, Sudirman melihat tidak masuk akal jika ada pihak yang membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lain, seperti Malaysia. Dari segi luas wilayah, Malaysia dengan Indonesia tidak sebanding. Dengan karakteristik negara kepulauan yang lebih luas, Pertamina akan membutuhkan biaya lebih besar untuk mendistribusikan BBM ke seluruh Indonesia. “Jadi itu tidak fair,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...