Menteri Masih Beda Pendapat, Jokowi Undang Kontraktor Blok Masela

Yura Syahrul
29 Desember 2015, 17:27
Migas
Katadata | Dok.

Karena itulah, Sudirman mengungkapkan, Presiden juga ingin mendengar langsung masukan dari kontraktor Blok Masela. “Jadi akan diundang dalam waktu dekat (kontraktor Blok Masela) untuk memberikan kesempatan, bagaimana concern atau aspirasi mereka dan sesudah itu akan diputuskan,” katanya.

Ia menambahkan, kontraktor Blok Masela memang mengusulkan skema offshore. Namun, usulan tersebut akan disinergikan dengan keinginan pemerintah membangun perekonomian kawasan tersebut sehingga tidak merugikan kontraktor dari sisi finansial dan secara investasi masih tetap menarik. “Tadi diskusinya sangat baik, saling melengkapi. Saya kira Presiden dan Wapres akan punya kebijaksaan nanti saat akhirnya memutuskan mana yang terbaik,” ujar Sudirman.

Meski belum jua membuat keputusan, Sudirman optimistis proyek pengembangan Blok Masela dapat berjalan sesuai jadwal yaitu tahun 2020. Jika sudah ada keputusan skema pengembangannya, studi engineering dapat dimulai tahun depan hingga 2018 untuk finalisasi investasinya. Lalu, proses persiapan pembangunan proyek tersebut tahun 2019. “Tahun 2020 barangkali konstruksinya, jadwalnya begitu.  Jadi memang keputusan untuk sesuatu yang panjang, tidak buru-buru.”

(Baca: Kajian Blok Masela Rampung, Poten Siap Presentasi ke Sudirman Said)

Sekadar informasi, tim konsultan independen bertaraf internasional, Poten and Partner, sebenarnya telah merampungkan kajian pengembangan Blok Masela pada Selasa pekan lalu (22/12). Hasil kajian tersebut sudah dipresentasikan kepada Sudirman.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sudah merekomendasikan pengembangan Blok Masela kepada Sudirman, pada 10 September lalu. Rekomendasi itu sesuai dengan revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Masela yang diajukan Inpex Masela. PoD itu memuat rencana pengembangan menggunakan FLNG berkapasitas 7,5 juta metrik ton per tahun (mtpa) dengan nilai proyek mencapai US$ 14,8 miliar.

Belakangan, Rizal Ramli mengkritik rekomendasi SKK Migas tersebut. Ia menilai, pengembangan Blok Masela lebih baik menggunakan skema kilang di darat. Selain itu, membangun jaringan pipa sepanjang sekitar 600 kilometer untuk mengalirkan gas dari Blok Masela ke Kepulauan Aru di Maluku. Tujuannya untuk menciptakan efek berantai berupa pengembangan wilayah Aru dan industri di dalam negeri.

Halaman:
Reporter: Yura Syahrul, Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...