Hasil Studi: PKH dan Bantuan Sembako Tak Tepat Sasaran Terganjal Data

Dimas Jarot Bayu
17 Juli 2020, 14:13
riset SMERU, sumber data, program PKH, bansos, program keluarga harapan, kartu sembako
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/pras.
Ilustrasi. Hingga 17 Juni 2020, realisasi program keluarga harapan telah mencapai 51% dari alokasi yang dianggarkan sebesar Rp 37,4 triliun.

(Baca: Tiga Saran Bank Dunia untuk Pemulihan Ekonomi RI dari Dampak Pandemi)

BLT Dana Desa

Sementara itu, SMERU menilai penyaluran bantuan langsung tunai dari dana desa sudah cukup baik. Ini karena pihak desa cukup hati-hati memastikan ketepatan sasaran dalam menyalurkan BLT dana desa.

"Dari BLT dana desa, desa cukup mampu menentukan penerima sasaran. Penyaluran dana desa juga dilakukan secara transparan dan partisipatif," kata peneliti SMERU Research Institute Asep Kurniawan.

Asep mengatakan, kehati-hatian desa dalam penyaluran BLT dana desa tak semata karena patuh terhadap regulasi. Mereka juga punya kepentingan untuk menjaga kepercayaan publik. Pihak desa ingin menghindari kecemburan sosial di tengah masyarakat.

"Lalu mereka lakukan seleksi sebaik mungkin agar tidak disalahkan masyarakat," katanya.

Pihak desa juga membuka partisipasi masyarakat dalam menyeleksi calon penerima BLT dana desa. Sudah banyak desa menyiapkan kelembagaan secara baik. Apalagi, ada Relawan Desa Lawan Covid-19 yang membantu penyaluran BLT dana desa pada saat ini.

Penyaluran BLT dana desa yang cukup baik pun dinilai karena mereka sudah belajar menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan. Hal tersebut, dimulai semenjak adanya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

(Baca: Ekonomi Terpukul Corona, Penduduk Miskin RI Bertambah Jadi 26,43 Juta)

Sebagai informasi, studi SMERU ini dilakukan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara via telepon sejak 4-18 Mei 2020. 

Penelitian terkait PKH dan bantuan sembako dilakukan di lima kabupaten/kota, yakni Kabupaten Bekasi, Kabupaten Badung, Kota Kupang, Kota Jakarta Timur, dan Kabupaten Marus. Informan dalam penelitian ini mulai dari pejabat di tingkat kabupaten/kota hingga masyarakat.

Sedangkan penelitian terkait dana desa dilakukan di 32 desa yang tersebar di 16 kabupaten/kota di 10 provinsi. Informan dalam penelitian ini mulai dari kepala desa, tokoh masyarakat, pendamping desa, hingga calon penerima manfaat BLT dana desa. 

Sekadar informasi, BLT dana desa yang sudah tersalurkan hingga 4 Juli 2020 mencapai Rp 8,3 triliun. Secara rinci, BLT dana desa sudah tersalurkan kepada 7,59 juta keluarga di 71.395 desa dengan besaran Rp 4,56 triliun pada bulan pertama.

Pada bulan kedua, BLT dana desa tersalurkan kepada 4,9 juta keluarga di 49.137 desa dengan nilai Rp 2,9 triliun. Pada bulan ketiga, BLT dana desa tersalurkan kepada 1,2 juta keluarga di 13.822 desa dengan nilai Rp 752 miliar.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...