Tenaga Medis Persoalkan Penggunaan Rapid Test Corona yang Tak Akurat

Dimas Jarot Bayu
30 Juli 2020, 18:52
rapid test corona, virus corona,
ANTARA FOTO/Siswowidodo/aww.
Penggunaan rapid test menjadi sorotan karena dinilai tidak akurat dan tidak efisien dalam mendeteksi virus corona.

Senada, Pemerintah Kota Cimahi pun lebih mengutamakan tes PCR untuk mendeteksi corona karena ketidak-akuratan rapid test. Selain itu, rapid test dinilai tidak efisien karena orang-orang yang telah menjalaninya biasanya tetap harus memeriksakan dirinya kembali melalui uji PCR.

"Sehingga alokasi budget untuk rapid test (di Kota Cimahi) menjadi sangat berkurang. Budget-nya ke PCR untuk (menemukan) new infection dulu," kata anggota Divisi Perencanaan, Riset, dan Epidemiologi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Cimahi Fedri Ruluwedrata.

Adapun rata-rata jumlah tes Covid-19 pada Juli 2020 tercatat sebanyak 12,4 ribu orang per hari, dengan angka paling tinggi mencapai 17,3 ribu orang pada Selasa (21/7). Rerata tersebut meningkat dari bulan sebelumnya yang sebanyak 8,4 ribu orang per hari.

Dengan begitu, total tes virus corona kini telah dilakukan terhadap hampir 763 ribu orang. Tes dilakukan dengan dua metode, yakni polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...