Cara Menyeleksi Informasi Covid-19 di Tengah Polemik Obat Hadi Pranoto

Image title
4 Agustus 2020, 12:41
Wawancara Anji dan Hadi Pranoto terkait obat covid-19 menuai polemik. IDI berbagi tip menyeleksi informasi terkait corona. Seperti apa?
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.
Wawancara Anji dan Hadi Pranoto terkait obat covid-19 menuai polemik. IDI berbagi tip menyeleksi informasi terkait corona. Seperti apa?

“Bukan hanya untuk peningkatan imun dalam tubuh antibody Covid-19, tapi ada beberapa riset yang kita kembangkan,” kata Hadi melansir Kompas.com.

Hadi menyatakan melakukan penelitian dengan menyamakan genetic Covid-19 dan mempelajarinya. Penelitian ini pun dilakukan berdasarkan panggilan kemanusiaan untuk membantu masyarakat terbebas dari virus corona.

“Kenapa (riset) ini baru sekarang, kita terus melakukan penelitian dan pengembangan riset sains kita,” kata Hadi.

Cara Menyeleksi Informasi Terkait Covid-19

Pimpinan Besar (PB) IDI pun berbagi saran agar masyarakat tak lekas termakan informasi menyesatkan terkait Covid-19.  Saran ini disampaikan oleh Humas PB IDI dr. Abdul Halik Malik, Senin (3/8), seperti dilansir Antara.

“Masyarakat agar tetap kritis dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas sekalipun itu disampaikan oleh publik figur,” kata Halik.

Agar dapat kritis, Halik menyarankan masyarakat tak hanya berpaku kepada satu sumber. Caranya dengan mengecek lagi informasi awal kepada sumber lain yang lebih kredibel atau terpercaya. Sementara, Hadi ternyata bukan ahli mikrobiologi.

“Setelah kami cek nama Hadi Pranoto yang mengaku profesor dan ahli mikrobiologi tidak ditemukan dan tidak terdaftar di database IDI online,” kata Halik.

Selanjutnya, Halik menilai perlu ada komunikasi publik yang kredibel dan terpercaya untuk mencegah sesat informasi terkati pandemi Covid-19. Ia menyebut informasi sesat ini sebagai infodemi, yakni penyebaran kabar salah ke banyak orang secara cepat dan dapat menyebabkan pandemi virus corona bertambah buruk.

“Literasi informasi yang baik diperlukan di tengah maraknya misinformasi dan informasi yang tidak jelas agar tidak membingungkan masyarakat,” kata Halik.

Halik pun meminta pemerintah menggiatkan sosialisasi dan edukasi seputar Covid-19 serta penanganannya kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan pun harus merujuk pada pedoman standar atau protokol kesehatan yang sudah ada.

“Mari bersama-sama menggunakan pedoman standar untuk penanganan Covid-19 dan mencegah penularannya dengan menerapkan protokol kesehatan yang sudah ada,” kata Halik.

Sampai saat ini, total kasus virus corona di Indonesia mencapai 113.134 orang. Total pasien sembuh sebanyak 70.237 dengan rasio 62,08%. Sementara total pasien meninggal sebanyak 5.302 orang dengan rasio 4,68%. Perkembangan kasus harian bisa disimak dalam Databoks di bawah ini:

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...