Syarat Menjadi Relawan Vaksin Covid-19: Harus Warga Bandung Raya

Image title
9 Agustus 2020, 09:50
vaksin virus corona, erick thohir, menteri bumn, covid-19, virus corona, bandung, uji klinis vaksin virus corona, uji vaksin virus corona
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (tengah) saat meninjau fasilitas produksi vaksin COVID-19 di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan PT Bio Farma (Persero) telah mampu memproduksi vaksin COVID-19 dengan kapasitas 100 juta vaksin.

Adapun pengembangan vaksin menggandeng kerja sama dengan perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang farmasi, PT Bio Farma (Persero). Penegembangan ini membtuhkan relawan sebanyak 1.620 orang. Setelah terbukti efektif menyembuhkan pasien, nantinya vaksin ini akan diproduksi massal untuk penanganan wabah.

"Meski ingin disuntik (vaksin) tapi rakyat dulu, kami pemimpin belakangan," kata Erick beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, pemerintah tengah mengembangkan vaksin virus corona dari perusahaan Tiongkok, Sinovac Biotech untuk dilakukan uji klinis tahap ketiga. Tak hanya itu, perusahaan juga dikabarkan akan mengimpor kandidat vaksin lainnya dari Inggris untuk diuji coba.

Erick memperkirakan pemerintah membutuhkan dana hingga US$ 4,5 miliar atau Rp 66 triliun untuk menyuntikkan vaksin kepada 160 hingga 190 juta penduduk Indonesia. Erick berharap distribusi tahap pertama vaksin dapat dilakukan pada Januari hingga Februari 2021. 

Pemberian vaksin perlu dilakukan dua kali dengan kisaran harga US$ 15 per vaksin. "Kalau harganya US$ 15 per vaksin, jadi berapa? Anggap imunisasi 300 juta kali dengan US$ 15 per vaksin, berarti sudah US$ 4,5 miliar," katanya.

Erick tak menjelesakan secara perinci terkait perkiraan jumlah penduduk yang mungkin akan divaksin tersebut. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015, jumlah pada 2020 sebanyak 269,6 juta jiwa. 

Ia juga tak menjelaskan lagi kemungkinan dana yang akan digunakan pemerintah untuk membiayai seluruh kebutuhan dana imunisasi tersebut. Meski demikian, menurut dia, pos anggaran Kementerian Kesehatan saat ini masih tersedia sekitar Rp 24,8 triliun yang sebagian akan digunakan untuk membayarkan uang muka vaksin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...