Rendahnya Rasio Tes Corona Indonesia, Kalah dari Zimbabwe dan Uganda

Dimas Jarot Bayu
3 September 2020, 14:38
virus corona, covid-19, tes corona
ADI MAULANA IBRAHIM|KATADATA
Tes Swab COVID-19 kepada penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5).

Kendala SDM dan Geografis

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengakui bahwa pemeriksaan dan pelacakan kasus corona belum maksimal. Ini lantaran persoalan karakteristik setiap daerah berbeda-beda. 

Dia mencontohkan, beberapa daerah memang mampu membeli alat polymerase chain reaction (PCR) untuk pemeriksaan corona. Namun ternyata mereka terkendala minimnya jumlah ahli yang bisa melakukan pemeriksaan. 

"Penyelesaian testing bukan beli mesin sebanyak-banyaknya. Di balik mesin itu ada SDM yang spesifik dan khusus. Ini tidak mudah," kata Yurianto.

Yurianto mencontohkan ada daerah di Jawa Tengah yang hanya bisa melakukan tes PCR di Semarang. Dia lalu mengatakan kendala lebih besar bisa saja terjadi di daerah dengan kondisi geografis menantang seperti Nusa Tenggara Timur.

Oleh sebab itu Yurianto berjanji akan memperkuat kemampuan SDM dan peralatan hingga ke daerah. Dia juga mengatakan pandemi ini membuka ruang perbaikan seluruhnya di bidang kesehatan.

“Selama ini (profesi) analis laboratorium dianggap tidak menarik dibandingkan layanan kesehatan. Sekarang lihat kondisi seperti ini,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...