Yang Perlu Dibenahi Agar PSBB Jakarta Jilid Dua Tak Berlarut-larut

Pingit Aria
10 September 2020, 12:28
Anies Baswedan melihat langsung proses pengujian sampel PCR COVID-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah milik Pemprov DKI Jakarta di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Labkesda DKI berjejaring dengan 48 lab se-Jakarta menjadi ujung tombak dalam mengola
instagram.com/@aniesbaswedan
Anies Baswedan melihat langsung proses pengujian sampel PCR COVID-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah milik Pemprov DKI Jakarta di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Labkesda DKI berjejaring dengan 48 lab se-Jakarta menjadi ujung tombak dalam mengolah hasil Tes PCR yang selama ini kita lihat angka-angkanya diumumkan setiap hari.

Yang juga menjadi petimbangan, pemakaman harian dengan protap Covid-19 di Jakarta juga meningkat. "Tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin," kata Anies dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Pemprov DKI, Rabu (9/9/2020).

Yang Harus Dibenahi

Potensi kolapsnya fasilitas kesehatan dinilai sebagai alasan yang kuat bagi Anies untuk kembali memberlakukan PSBB. Kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta memang telah hampir penuh.

"Beberapa hari terakhir sudah 70%. Kalau terisi di atas 80% sudah sangat rawan dan sangat serius apalagi 90%," kata epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman, kamis (10/9).

Bagaimanapun, Dicky juga mengingatkan agar pemerintah belajar dari penerapan PSBB sebelumnya. Agar tak berlarut-larut, kebijakan ini harus dipersiapkan sangat matang. "Saya melihat 1-2 minggu perlu persiapan, jangan dipaksakan cepat sebelum siap," ujarnya.

Persiapan itu, menurut Dicky, bisa dilakukan dengan koordinasi lintas sektor, termasuk dengan pemerintah pusat dan daerah lain. Dalam pembatasan transportasi misalnya, penutupan Jakarta sulit dilakukan sepihak tanpa melibatkan kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Selain itu, posisi Jakarta sebagai ibu kota juga otomatis membuatnya menjadi hub bagi transportasi antar kota, bahkan negara. Dengan demikian, koordinasi perlu dilakukan dengan penyelenggara angkutan udara, Kapal penyeberangan, hingga kereta.

Kemudian, kesiapan masyarakat juga harus diperhatikan. Semua pihak memiliki pemahaman yang sama dan mengetahui peran masing-masing sehingga PSBB dapat berjalan efektif.

Dicky menyatakan, PSBB memiliki konsekuensi finansial dan sosial yang tinggi. "Semua celah potensi pengurangan efektivitas seperti kurangnya sinergi dan kolaborasi harus dicegah. Ini yang harus dilakukan," tuturnya.

Yang paling penting, menurut Dicky, strategi pengendalian pandemi yang utama, yaitu testing, tracing, dan isolasi karantina harus terus dilakukan. Dengan berlakunya PSBB dan orang-orang kembali berdiam di rumah, ia berharap pelacakan kasus oleh petugas kesehatan dapat dilakukan lebih leluasa.

"Ini yang utama, PSBB sifatnya sebagai strategi tambahan untuk optimalisasi pelaksanaan strategi utama," katanya.

Pemerintah juga harus menetapkan target yang jelas sebelum nantinya kembali melakukan pelonggaran. Misalnya, saat positivity rate kembali ke level di bawah 5% atau bahkan saat vaksinasi dimulai.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...