Mobilitas Orang di Seluruh Jawa Melonjak Selama PSBB Transisi Jakarta

Rizky Alika
11 September 2020, 18:47
Polantas memberikan sosialisasi kepada pengendara yang melanggar saat hari pertama pemberlakuan kembali kebijakan ganjil-genap kendaraan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pemprov DKI Jakarta kembali memberlakukan kebijakan ganjil-genap ba
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Polantas memberikan sosialisasi kepada pengendara yang melanggar saat hari pertama pemberlakuan kembali kebijakan ganjil-genap kendaraan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pemprov DKI Jakarta kembali memberlakukan kebijakan ganjil-genap bagi kendaraan roda empat pribadi di 25 ruas jalan di Jakarta untuk membatasi mobilitas warga dan menghindari adanya penumpukan kendaraan di jalan raya pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

Hal ini dinilai mengkhawatirkan lantaran kasus Covid-19 turut meningkat. Oleh karenanya, upaya pencegahan Covid-19 perlu dilakukan dengan cara lain. 

Iwan mengkalkulasi, sebanyak 55-65% penduduk perlu tetap di rumah untuk menurunkan transmisi virus corona. Perhitungan ini berlaku di kota besar, seperti Jakarta.

"Ketika proporsi penduduk di rumah saja berada di 55-65%, tidak ada perbedaan kasus per hari," kata Iwan.

Sebaliknya, penurunan proporsi penduduk yang tetap di rumah akan berdampak pada peningkatan kasus. Saat proporsi penduduk di rumah berkisar 50-55%, setiap penurunan 1 persen penduduk di rumah akan meningkatkan kasus virus corona 20 per hari.

Ketika proporsi penduduk di rumah kurang dari 50%, setiap penurunan 1% penduduk di rumah akan meningkatkan kasus Covid-19 100 per hari.

Iwan mengatakan, penularan kasus Covid-19 tetap bisa dicegah bila ada pelonggaran PSBB. Hal ini dapat dilakukan bila lebih dari 85% penduduk yang keluar rumah taat menggunakan masker.

Menurutnya, kenaikan kasus semestinya tidak terjadi bila masyarakat taat pada protokol kesehatan. Protokol tersebut perlu diterapkan dengan konsisten dan cara yang benar.

Kedisplinan protokol kesehatan dapat dijalankan bila masyarakat memiliki persepsi risiko yang tepat. Ia menyebutkan, saat ini banyak masyarakat yang menilai risiko penularan Covid-19 rendah. "Padahal, semua orang sangat mungkin tertular," katanya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...