Pemerintah Pastikan Vaksin Aman Sebelum Diberikan pada Masyarakat
Fenomena ADE untuk Sars Cov-2 katanya sudah diselidiki sejak percobaan praklinis hingga dinyatakan aman dan baik. Namun karena adanya perbedaan antara hewan percobaan dan manusia, tentu risiko ADE pada manusia harus diinvestigasi. Inilah pentingnya uji klinis melalui semua fase, jika sudah lolos fase 3 dan memberikan laporan yang baik, maka kandidat vaksin bisa meminta persetujuan edar dari lembaga pengawas. Pemerintah dalam hal ini tidak akan terburu-buru dan berpegang teguh pada data hasil uji," kata Wiku.
Diketahui dari WHO Draft Landscape of Covid-19 candidate vaccines yang diperbaharui per 2 Oktober sudah ada 10 vaksin yang masuk ke dalam tahap 3 uji klinis. Yaitu Sinovac, Wuhan Institute of Biological Product atau Sinopharm, Johnson Pharmaceutical Companies, Kansino Biologic Incorporated atau Beijing Institute of Biotechnology, Gamalea Research Institute, Beyond Tech atau Fossum Pharmaficer, University of Oxford atau Astrazeneka, Novavac, Moderna atau NIAID dan Beijing Institute of Biological Product atau Sinopharm.
Bagaimanapun, sebelum ada vaksin, Satgas Penanganan Covid-19 kembali mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Karena, kunci utama memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 adalah Gerakan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Wiku menyebut, kepatuhan terhadap protokol kesehatan secara dapat lebih efektif mencegah penularan jika dilakukan secara kolektif. "Kalau kita sudah patuh pada protokol kesehatan, jangan lupa mengingatkan orang lain untuk patuh pada protokol kesehatan," ujarnya.
Wiku menunjukkan bahwa beberapa jurnal internasional menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan sebesar 35%. Sedangkan memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan sebesar 45%, dan masker bedah dapat menurunkan risiko penularan hingga 70%. Yang paling utama, menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85%.
Vaksin Halal?
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjamin vaksin Covid-19 halal bagi umat Islam. Erick mengatakan jaminan halal vaksin corona sudah dipantau sejak tahap uji klinis oleh PT Bio Farma (Persero) di Bandung, Jawa Barat.
Jaminan ini diberikan dengan menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Survei untuk memastikan kehalalan vaksin ini dilakukan dengan kunjungan ke fasilitas produksinya di Tiongkok.
"Kami pastikan vaksin ini halal dan sesuai standar karena itu saya mengirimkan ke BPOM dan insyaallah ke Tiongkok bersama MUI," ujar Erick, September lalu.
Lebih lanjut, Erick telah melaporkan temuan tersebut ke Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara langsung. Ma'ruf memang meminta agar kehalalan vaksin menjadi perhatian.
Bagaimanapun, Ma'ruf menyatakan, tidak masalah jika vaksin tersebut tidak halal karena dibutuhkan dalam kondisi darurat. "Jadi Wapres menjelaskan dua hal. Vaksin itu kalau halal ya bagus. Tetapi kalau misalnya tidak halal tidak masalah karena itu dalam kondisi darurat," kata jubir wapres Masduki Baidlowi.
Menurut survei Kementerian Kesehatan, keyakinan yang terkait agama menjadi salah satu alasan masyarakat menolak vaksin. Simak Databoks berikut:
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan