Pemerintah Jaga Pangan Akibat Pandemi, Pengusaha Siap Berkolaborasi

Ameidyo Daud Nasution
18 November 2020, 16:58
jfss2020, pangan, covid-19
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.
Petani memanen cabai saat panen perdana Cabai Rawit Prima Agrihorti di Bulak Sawah Karang, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (22/7/2020). Saat ini BPTP Balitbangtan Yogyakarta dan kelompok Tani Rukun melakukan produksi benih Cabai Rawit Prima Agrihorti yang memiliki keunggulan buah banyak dan tahan terhadap berbagai hama.

Hingga 2020, sudah ada 3.910 unit usaha ekonomi produktif dengan Rp 182,5 miliar bagi 12.293 debitur. Dari angka tersebut, beberapa bergerak di bidang pangan seperti kopi 32.230 ton, madu 1.591 ton, aren 2.839 ton, buah-buahan 276 ton, hingga tanaman pangan lain 9.750 ton.

“Perhutanan sosial bisa menjadi alternatif lain bagi daerah yang menginginkan adanya food estate,” kata Siti.

Sedangkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil mengatakan ketentuan tata ruang yang ada di dalam Undang-undang Cipta Kerja akan menjadi acuan untuk mengurangi potensi masalah lahan termasuk pertanian. “Sehingga ketika disahkan, tidak ada lagi friksi yang menyebabkan pengusaha kena penegakkan hukum,” kata dia.

Langkah menjaga ketahanan pangan tak hanya dilakukan dengan membangun infrastruktur dan kebijakan pemerintah. Pengusaha juga menyiapkan sebuah skema bisnis hulu ke hilir bernama inclusive close loop.

Model ini melibatkan empat pihak yang saling terkait yakni korporasi, perbankan, koperasi, dan pemerintah. Perusahaan bertugas membeli hasil panen. Lembaga keuangan akan menyiapkan fasilitas pendanaan dengan bunga rendah hingga asuransi sebagai perlindungan petani dari risiko gagal panen.

Koperasi dalam hal ini mencairkan pinjaman kredit bank untuk petani. Sedangkan pemerintah akan melakukan pendampingan petani baik dari benih, pupuk, mekanisasi, serta teknologi. Regulator juga memastikan ketersediaan lahan, sertifikasi, hingga penyediaan infrastruktur.

“Yang paling penting petani dihubungkan dengan pasar, pasarlah yang menentukan komoditasnya. Ini hal yang baru,” kata Ketua Komite Tetap Hortikultura Kadin Indonesia Karen Tambayong dalam diskusi panel.

Sedangkan Ketua Komisi Tetap Kehutanan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arif P. Rachmat mengatakan model ini juga telah diaplikasikan dalam komoditas karet, jagung, unggas, dan beras. “Kunci keberhasilan model ini adalah penggunaan benih unggul serta mekanisasi,” katanya.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila, Cindy Mutia Annur, Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...