Menkes Usul Pasien Positif Covid-19 Miskin Diprioritaskan Terima BLT

Rizky Alika
12 Januari 2021, 18:09
Seorang prajurit TNI AD memeriksa petugas kebersihan yang mengenakan pakaian pelindung diri sebelum memasuki Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Jalan Indrapura, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/1/2021). Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 p
ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa.
Seorang prajurit TNI AD memeriksa petugas kebersihan yang mengenakan pakaian pelindung diri sebelum memasuki Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Jalan Indrapura, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/1/2021). Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Selasa (12/1) kasus positif COVID-19 bertambah 10.047 orang menjadi 846.765 orang, sementara kasus pasien sembuh bertambah 7.068 orang menjadi 695.645 orang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melihat kecenderungan masyarakat enggan mengakui bahwa dirinya positif Covid-19. Ia pun mengusulkan, pasien Covid-19 yang tidak mampu untuk bisa diprioritaskan dalam program Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Ia pun mengatakan, usulan ini akan diajukan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "Kalau bisa orang yang teridentifikasi Covid-19 itu dikasih prioritas BLT, baik dia atau keluarganya, kalau dia masuk ke kategori kurang mampu," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (12/1).

Menurutnya, pasien Covid-19 biasanya tidak mau mengakui bahwa dirinya positif lantaran takut tidak bisa bekerja. Pemberian BLT diharapkan dapat menjamin kebutuhan pokok keluarga pasien.

"Sehingga orang tidak takut kalau dia positif, terisolasi ya tidak apa-apa karena dia tahu bahwa keluarga tetap bisa makan," ujarnya.

Selain itu, pemerintah tengah mempertimbangkan pengadaan pusat isolasi di tingkat kabupaten/kota. Hal ini diharapkan agar aktivitas ekonomi di level pusat dapat berjalan dengan lancar. 

"Isolasi bisa dilakukan di level terkecil sehingga di level lainnya bisa beraktivitas berekonomi seperti biasa," kata Budi.

Tingkatkan Kapasitas RS

Di tengah terus terjadinya penularan virus corona di masyarakat, pemerintah juga berupaya menambah kapasitas rumah sakit bagi pasien Covid-19. Selama ini, keterbatasan tempat tidur pasien Covid-19 dinilai terjadi lantaran alokasi kasur untuk pasien Covid-19 masih rendah.

Budi mencatat, seluruh rumah sakit di bawah Kemenkes memiliki 14 ribu tempat tidur. Namun, tempat tidur untuk pasien Covid-19 hanya mencapai 2.700 kasur atau setara 19,2%.

Ia pun meminta seluruh rumah sakit umum itu untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur Covid-19 dari kisaran 20% menjadi 30-40%.

"Jadi kita bisa imbau meminta agar rumah sakit-rumah sakit lebih banyak berikan jatah tempat tidur untuk Covid-19," ujarnya.

Pemerintah juga telah berkoordinasi dengan asosiasi rumah sakit swasta dan rumah sakit daerah agar dapat melakukan hal serupa.

Di sisi lain, pasien Covid-19 tanpa gejala diimbau untuk melakukan isolasi mandiri di rumah bila memiliki fasilitas yang memadai, termasuk kamar tidur dan kamar mandi terpisah dengan Anggota keluarga lain. Jika tidak, mereka bisa dirawat di pusat isolasi, seperti Wisma Atlet Jakarta dan Wisma Haji Surabaya.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...