Pagi Ini, Presiden Jokowi Disuntik Perdana Vaksin Covid-19 Sinovac

Rizky Alika
13 Januari 2021, 08:20
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/1/2021). Sebanyak 15 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan dipro
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/1/2021). Sebanyak 15 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses oleh Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin.

Pemerintah juga memutuskan bahwa orang yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19, ibu hamil atau menyusui, serta orang dengan gejala ISPA seperti batuk, pilek, sesak napas dalam tujuh hari terakhir tidak dapat menerima vaksin. Vaksin Sinovac juga tidak dapat digunakan untuk orang yang memiliki anggota keluarga serumah yang kontak erat, suspek, konfirmasi, atau sedang dalam perawatan Covid-19.

Selain itu, orang yang sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah tidak boleh mendapatkan vaksin Sinovac. Selanjutnya, orang yang menderita penyakit gagal jantung atau jantung coroner, penyakit autoimun sistemik seperti Lupus, Sjogren, Vaksulitis, dan autoimun lainnya tidak bisa menerima vaksin Sinovac.

Vaksin Covid-19 juga tidak bisa diberikan pada orang yang menderita penyakit ginjal, penyakit reumatik autoimun, penyakit saluran pencernaan kronis, penyakit hipertiroid karena autoimun, penyakit kanker, kelainan darah, defisiensi imun, dan penerima transfusi darah.

Khusus penyakit diabetes melitus, penderita DM tipe 2 terkontrol dan HBA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5% dapat menerima vaksinasi. Namun, penderita HIV dengan CD kurang dari 200 atau tidak diketahui tidak bisa mendapatkan vaksin.

Untuk penderita penyakit paru, seperti asma, PPOK, dan TBC, vaksinasi Covid-19 dapat diberikan jika kondisi pasien terkontrol baik. Khusus pasien TBC yang minimal setelah dua minggu mendapat Obat Anti Tuberkulosisi bisa menerima vaksinasi.

SIMULASI PEMBERIAN VAKSIN COVID-19
SIMULASI PEMBERIAN VAKSIN COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.)

Sedangkan penderita penyakit lainnya yang tidak disebutkan dalam format skrining, dapat berkonsultasi kepada dokter ahli yang merawat sebelum disuntik vaksin Covid-19. Adapun orang yang memiliki riwayat alergi berat, atau mengalami sesak napas, bengkak, kemerahan setelah mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 harus ditunda pemberian suntikan kedua.

Vaksin Teruji

Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tidak ragu lagi terhadap keamanan vaksin Covid-19 yang akan diberikan pemerintah secara gratis. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan keamanannya sudah dipastikan, dan Presiden Joko Widodo pun akan menjadi yang pertama menerima suntikan vaksin Sinovac pada Rabu (13/1/2021).

Untuk vaksin Sinovac, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) telah mengeluarkan sertifikasi Emergency Use of Authorization (EUA) dan sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdasarkan fatwa No. 2 Tahun 2021.

"Kedua sertifikasi ini telah memenuhi standar medis, sehingga berkhasiat, minim efek samping dan juga halal," kata Wiku.

Keputusan dikeluarkannya EUA dari Badan POM karena vaksin tersebut sudah memenuhi standar medis dengan memastikan keamanan, dosis dan efek sampingnya. Dasar pemberian EUA sendiri melalui beberapa syarat diantaranya data keamanan subjek uji klinis, data imunogenisitas  dan data efikasi vaksin berdasarkan hasil uji klinis tahap I, tahap II dan tahal III.

"Lalu, untuk sertifikat halal, pun juga dikeluarkan berdasarkan kajian kehalalan vaksin melalui beberapa tahapan termasuk kunjungan ke fasilitas pembuatan vaksin Sinovac di Tiongkok.”

Pada vaksin Sinovac, besaran angka efikasi sebesar 65,3%. Hal ini menyatakan bahwa terjadi penurunan 65,3% kemunculan kasus pada kelompok yang divaksinasi. Besaran angka efikasi ini didapatkan dari perbandingan kelompok yang divaksin dan tidak divaksin. Tentang hal ini, sudah dibuktikan pada saat masa uji klinik yang terkontrol di Bandung.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...