Prospek Pemulihan Ekonomi RI di Tengah Upaya Vaksinasi

Image title
Oleh Ekarina - Tim Riset dan Publikasi
11 Mei 2021, 19:36
VAKSINASI PELAKU USAHA DI THAMRIN CITY
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

Kebijakan Pemerintah

Meski rekam jejak fiskal Indonesia lebih menggembirakan jika dibandingkan negara lain di regional, menurut Radhika masih ada sejumlah besar pekerjaaan untuk mendorong penerimaan. Adapun caranya dengan peningkatan struktural dalam mendorong pendapatan fiskal. Saat ini, pendapatan pajak masih mendominasi penerimaan Indonesia.

“Upaya meningkatkan penerimaan non-komoditas dan pendapatan keseluruhan menjadi prioritas pemerintah. Beberapa upaya baru sudah diperkenalkan melalui program pengampunan pajak (tax amnesty), memperbarui database serta memperluas basis pajak baru untuk e-commerce atau pelaku usaha digital,” kata Radhika.

Di sisi lain, pemerintah juga terus memperkuat tulang punggung kelembagaan untuk mendorong pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid- 19. Salah satunya dengan membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI), yang lahir dari Undang-undang (UU) Cipta Kerja.

Lembaga ini diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi asing untuk membiayai pembangunan infrastruktur nasional.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyatakan optimistis dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di kisaran 4,5 hingga 5,3%, jauh lebih baik dari 2020 yang mencapai -2,07%.

Berbagai indikator perbaikan ekonomi menurutnya sudah mulai terlihat di dalam negeri, seperti ekspor dan impor hingga konsumsi semen, baja, dan kendaraan niaga meningkat.

“Berbagai indikator ini yang akan terus kita dorong sehingga momentum pemulihan akan terus terjadi pada kuartal kedua," ujar Sri Mulyani dalam Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional dikutip dari katadata.co.id.

Hal ini diperkuat dengan diperolehnya outlook stabil dari sejumlah lembaga pemeringkat. Menurut Sri Mulyani, kondisi tersebut patut disyukuri. Selama pandemi, lembaga pemeringkat banyak melakukan penurunan peringkat negara-negara. 

Sebab, pandemi berdampak besar, terutama pada kondisi fiskal. Sedangkan peringkat utang Indonesia di mata lembaga pemeringkat masih dinilai cukup baik dan relatif bisa dijaga dengan outlook stabil. Namun, pemerintah harus tetap waspada serta memperbaiki faktor struktural. 

Di sisi lain, upaya mengendalikan kasus Covid-19 menurut Sri Mulyani masih tetap menjadi tantangan meski vaksinasi mulai berjalan. Masyarakat harus tetap disiplin dalam memberlakukan protokol kesehatan agar kasus tetap terkendali dan pemerintah tak perlu mengambil tindakan gas dan rem agar tak menganggu perekonomian.

Untuk itu, penanganan Covid-19 masih menjadi strategi utama dalam mendorong pemulihan ekonomi tahun ini. Pemerintah dibantu Bank Indonesia dalam mendanai upaya tersebut. Selain itu, pemerintah berupaya mengungkit ekonomi dengan memberikan berbagai stimulus, terutama untuk mendorong perekonomian.

Pemerintah dan otoritas keuangan akan selalu memonitor dan siap menyesuaikan kebijakan sesuai dinamika yang berkembang.

"Instrumen APBN dengan moneter dan OJK, juga kami melakukan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja agar ekonomi tidak hanya pulih tetapi tumbuh kembali secara kuat dan lebih baik," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...