Sejarah Kota Bandung yang Bermula dari Tongkat Daendels

Sorta Tobing
10 Agustus 2021, 09:00
Bandung, Jawa Barat, Jalur Daendels, Jalan Daendels, Jalan Raya Pos, sejarah kota bandung
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kawasan bangunan cagar budaya di Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/10).

Melonjaknya keinginan bangsa koloni di Batavia menuju Bandung, semakin menggencarkan pembangunan di wilayah ini. Mulai dibuat akses jalan yang lebih layak, tak hanya di Bandung, namun di seluruh Pulau Jawa.

Daendels lalu membuat Grote Postweg (Jalan Raya Pos) atau populer disebut Jalan Daendels. Panjang jalan di sisi utara Jawa ini dari Anyer di ujung barat sampai Panarukan di ujung Timur, dengan panjang total mencapai 1000 km.

Melansir Historia.id, peneliti Balai Arkeologi Bandung, Iwan Hermawan mengatakan, keberadaan Jalan Raya Pos yang dibangun Daendels, berhasil mengubah wajah Bandung. Dari sebuah kampung di tengah hutan belantara, menjadi sebuah kota yang terus berkembang.

“Hingga Bandung menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Sebuah kota yang jika dipandang dari berbagai aspek kehidupan memiliki nilai strategis, terutama secara ekonomi, politik, dan militer,” katanya.

AKSI TARI KIDUNG PANJURUNG
Aksi Tari Kidung Panjurung di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.)

Bupati Bandung Turut Andil pada Pembangunan

Tatkala pembangunan jalan memasuki kawasan Tatar Bandung, melalui surat pada 25 Mei 1810, Daendels memerintahkan Bupati Kabupaten Bandung dan Bupati Parakanmuncang agar memindahkan ibu kotanya masing-masing ke Cikapundung dan Andawadak atau Tanjungsari, mendekati Jalan Raya Pos.

Alasan pemindahan itu adalah ibu kota sebelumnya, Krapyak, tidak strategis sebagai pusat pemerintahan. Letaknya di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.

Rupanya, Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, Bupati Bandung sudah merencanakan memindahkan ibu kota Bandung. Bahkan, ia juga telah menemukan tempat yang strategis bagi pusat pemerintahan.

Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun. Kini, lokasi tersebut menjadi pusat kota Bandung.

Lalu, tugas pendirian Kota Bandung diberikan kepada Wiranatakusumah II. Berdasarkan penelitian sejarawan S. Sobana Hardjasaputra dalam Perubahan Sosial di Bandung 1810-1906 (2003), pendirian kota Bandung sebenarnya dilakukan atas kehendak RA Wiranatakusumah II.

Dalam proses pendiriannya, kehendak Sang Bupati kebetulan sejalan dengan keinginan Daendels. Peran gubernur jenderal itulah yang kemudian mempercepat pembangunan di Kota Bandung.

Melansir CNN Indonesia, tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Namun, kota itu dibangun bukan semata prakarsa Daendels, melainkan juga prakarsa Wiranatakusumah II. Bahkan, pembangunannya dipimpin langsung olehnya. 

Dengan kata lain, sebenarnya, Bupati RA Wiranatakusumah II adalah pendiri Kota Bandung. Kota ini diresmikan sebagai ibu kota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.

Lalu, Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal JB van Heutsz pada 1 April 1906. Luas wilayahnya saat itu sekitar 900 hektare. Kota Bandung lalu bertambah luas menjadi 8.000 hektare di 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini, yaitu 167,3 kilometer persegi atau sekitar 167 Ribu hektare.

Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...