Mengenal 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S

Dwi Latifatul Fajri
28 Oktober 2021, 15:01
7 Pahlawan Revolusi
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.

4. Letjen M.T. Haryono

Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya, 20 Januari 1924. Termasuk salah satu dari 7 pahlawan revolusi.

Sebelumnya dia menempuh pendidikan di ELS (setingkat Sekolah Dasar) dan ELS (setingkat Sekolah Dasar). Kemudian M.T. Haryono, menempuh pendidikan sekolah kedokteran selama pendudukan Jepang tetapi tidak tamat.

M.T. Haryono lalu bergabung menjadi perwira yang fasih berbicara dalam 3 bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman. Kemampuannya berbahasa ini menjadi penghubung perundingan dan komunikasi.

M.T. Haryono pernah menjadi Sekretaris Delegasi Militer
Indonesia pada Konferensi Meja Bundar, Atase Militer RI untuk Negeri Belanda dan Deputi III Menteri/ Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).

Tahun 1965, M.T. Haryono bersama petinggi lain gugur akibat pemberontakan G30S.

5. Mayor Jenderal D. I. Panjaitan

Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac panjaitan, lahir di balige Sumatera Utara 19 Juni 1925. Dia meninggal di umur 40 tahun pada 1 Oktober 1965.

D. I. Panjaitan mengikuti pendidikan militer Gyugun ketika masa pendudukan Jepang. Kemudian dia ditempatkan di Pekanbaru, Riau ketika proklamasi kemerdekaan. Kemudian D. I. Panjaitan mengikuti TKR dan memiliki karir di bidang militer.

Sebelum meninggal dunia, dia diangkat sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat. D. I. Panjaitan juga mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat.

6. Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo

Sutoyo Siswomiharjo lahir di di Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922. Dia adalah seorang perwira tinggi di TNI-AD. Brigjen Sutoyo pernah menjadi atase militer di Inggris pada 1956-1959.

Sutoyo Siswomiharjo menempuh pendidikan di balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta. Setelah itu melanjutkan menjadi pegawai negeri pada Kantor Kabupaten di Purworejo. Ketika proklamasi kemerdekaan, dia masuk menjadi TKR bagian Kepolisian.

Setelah itu Sutoyo Siswomiharjo menjadi anggota Korps Polisi Militer dan diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto. Sutoyo Siswomiharjo kemudian menjadi kepala bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

Sutoyo ditemukan meninggal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965, di usia 43 tahun. Ketika itu Sutoyo menentang pembentukan angkatan kelima dan gugur dalam G30S.

7. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean

Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean lahir pada 21 Februari 1939. DIa adalah seorang perwira militer di Indonesia, yang meninggal akibat G30S di usia 26 tahun.

Pierre Andreas Tendean adalah pahlawan revolusi yang dipromosikan menjadi kapten Anumerta setelah dirinya meninggal. Sebelumnya, Pierre Tendean sekolah dari SD sampai tamat SMA di Semarang.

Lalu dia melanjutkan pendidikan di akademi teknik angkatan darat atau
ATEKAD di Bandung sampai lulus. Dia mengikuti pendidikan Jurusan Teknik tahun 1962, lalu menjabat komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Militer II/Bukit Barisan di Medan.

Tahun 1965, perwira muda ini kemudian diangkat menjadi ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution. Tetapi ketika bertugas dia tertangkap oleh kelompok G30S dan mengaku sebagai A. H. Nasution dan terbunuh. Sementara itu Jenderal A.H Nasution bisa berhasil melarikan diri.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...