Omicron Telah Masuk, RI Terancam Gelombang 3 Covid-19 Tahun Depan?

Ameidyo Daud Nasution
31 Desember 2021, 21:35
Omicron, covid-19, corona
123RF.com/Feydzhet Shabanov
ilustrasi penularn Covid-19

Kementerian Kesehatan bersama sejumlah perguruan tinggi memang tengah menggelar serosurvei antibodi Covid-19. Hal ini untuk mengetahui kadar kekebalan tubuh yang ada pada rerata penduduk.

TES CEPAT ANTIBODI DI PERBATASAN JATENG-DIY
TES CEPAT ANTIBODI DI PERBATASAN JATENG-DIY (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras.)

Pandu mengatakan hasil temuan sementara menunjukkan 80% penduduk Indonesia sudah memiliki kekebalan tubuh yang memadai. Sedangkan lebih dari separuh telah dilengkapi dengan kadar antibodi yang sangat tinggi.

“Dengan kekebalan ini, mungkin dampak dari lonjakan Omicron bisa kita tekan,” kata Pandu.

Pandu bahkan telah mempresentasikan hasil temuannya ini kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin serta Kementerian Dalam Negeri. Saat ini pihaknya sedang menyempurnakan hasil survei dengan data nasional, rumah sakit, dan vaksinasi.

Sedangkan Budi Gunadi optimistis kekebalan super ini mampu menjaga kasus Covid-19 tetap terkendali setidaknya hingga Maret 2022. "Setelah gelombang kedua kemarin, banyak masyarakat yang sudah divaksinasi. Mereka punya imunitas yang sangat kuat," kata Budi.

Vaksin booster

Meski demikian, masih ada masyarakat yang tak memiliki kekebalan sama sekali. Hal ini menjadi alasan pemerintah menuntaskan program vaksinasi pada tahun depan.

Pandu menyatakan bahwa vaksinasi ulang (booster) perlu menjadi opsi terutama jika tren kasus menunjukkan peningkatan. Pandu yakin jika pemberian suntikan kekebalan dipacu, maka Indonesia semakin dekat dengan fase endemi Covid-19. “Sekarang tugas kita menuntaskan orang yang belum menerima vaksin,” katanya.

Hingga Jumat (31/12), angka vaksinasi nasional telah mencapai 277,69 juta dosis. Rinciannya, vaksinasi dosis 1 telah diberikan sebanyak 161,32 juta dosis, 113,85 juta untuk dosis 2 dan sebanyak 2,52 juta dosis lainnya untuk vaksinasi gotong royong.

Pemerintah juga telah menetapkan tanggal main pemberian booster pada 12 Januari 2022 mendatang. Sasaran awalnya adalah kelompok rentan penularan seperti masyarakat lanjut usia. “Lansia dahulu,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sebelumnya Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan, izin penggunaan darurat (EUA) vaksin booster akan segera terbit. Ada empat jenis vaksin booster yang memasuki proses registrasi.

Vaksin tersebut ialah vaksin Pfizer (Cominarty) produksi Pfizer Inc Amerika Serikat dan BioNTech Jerman.  vaksin AstraZeneca (Vaxzevria) buatan University of Oxford Inggris, vaksin CoronaVac produksi Sinovac Biotech Incorporated Tiongkok atau vaksin Covid-19 yang diolah PT Bio Farma, dan vaksin Zifivax produksi Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.

Selain itu, ada pula vaksin Sinopharm produksi Beijing Bio-Institute Biological Products Co, Cina yang memasuki tahap praregistrasi. "BPOM telah berproses sekarang untuk segera keluarkan EUA untuk beberapa vaksin booster," kata Penny, Rabu (29/12).

Sedangkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, harga dosis tambahan skema berbayar akan ditentukan oleh pemerintah. Nantinya, harga eceran tertinggi dan pelayanan vaksin booster berbayar akan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan.

"Harga batas atas dari produk dan layanan booster non-APBN tetap ditentukan oleh pemerintah," kata Budi pada Selasa (14/12).

Hal yang juga penting adalah menjaga masyarakat tetap disiplin meski kasus saat ini tengah melandai. Dicky juga meminta pemerintah tegas dalam mengimplementasikan kebijakan karantina demi mencegah lebih banyak varian masuk.

“Seharusnya tidak ada diskresi kecuali kepada pejabat, Presiden, atau Menteri,” katanya.

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjanjikan protokol karantina akan diberlakukan lebih ketat. "Jadi sekarang kami batasi supaya karantina-karantina itu jangan terlalu banyak rekomendasi yang tidak jelas," kata Luhut dalam konferensi pers, Senin (13/12).

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...