Survei SMRC: Anies-AHY Ungguli Prabowo-Puan dan Airlangga-Ganjar

Image title
8 April 2022, 16:51
Sejumlah pemuda tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Tanah Air (Gempita) menggunakan kaos bergambar Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, Sabtu (19/3/2022).
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/nz
Sejumlah pemuda tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Tanah Air (Gempita) menggunakan kaos bergambar Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, Sabtu (19/3/2022).

Survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) mengungkap tiga pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) terpopuler, dalam penelitian terbaru yang diselenggarakan 13-20 Maret 2022.

Dalam survei, pasangan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapatkan elektabilitas tertinggi, mengalahkan Prabowo Subianto-Puan Maharani, serta Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto.

Pada survei ini, pasangan Ganjar-Airlangga punya peluang untuk bertukar posisi capres-cawapres, sehingga persentase elektabilitas mereka turut mempengaruhi dua pasangan lainnya.

“Bisa juga dibalik, karena Airlangga ketua partai. Airlangga menjadi nomor satu, lalu Ganjar menjadi nomor dua,” ujar Pendiri SMRC, Saiful Mujani dalam paparan hasil survei pada Kamis (7/4).

Dalam simulasi Ganjar yang menjadi capres, dia memperoleh hasil 28,5% bersama Airlangga. Sementara Anies-AHY unggul dengan 29,8% dan Prabowo-Puan berada pada tempat ketiga dengan 27,5%.

Kemudian, jika Airlangga menjadi capres dan Ganjar sebagai cawapres, maka diperoleh hasil 22,6%. Sementara Anies-AHY tetap teratas dengan 32,3%. Sementara Prabowo-Puan menempati urutan kedua dengan 29%.

Munculnya tiga pasangan capres-cawapres ini merupakan hasil dari tiga poros koalisi partai politik (parpol), yaitu PDIP-Gerindra, Golkar, dan Nasdem-Demokrat. Poros koalisi tersebut merupakan kombinasi dari beragam faktor yang mempengaruhi pembentukan capres-cawapres, seperti kedekatan di antara parpol, serta peluang memenuhi presidential threshold sebagai syarat mengajukan kandidat pasangan calon.

Selain itu, ada lima faktor lain yang turut mempengaruhi koalisi ini. Pertama adalah ideologi. Menurut Saiful, berdasarkan ideologi partai, besar kemungkinan partai yang dinilai paling kuat sebagai partai kebangsaan dan ideologi keislaman paling sulit bertemu.

Hal ini yang mendasari PDIP dan PKS memiliki kemungkinan paling kecil untuk berkoalisi pada tingkat nasional, dan hanya berkoalisi pada tingkat lokal.

Selain itu, komunikasi antar elit partai. Ada beberapa partai yang sulit berkomunikasi karena suasana kebatinan pimpinan partai. Misalnya antara PDIP dengan Demokrat dan Nasdem, atau Nasdem dengan Gerindra. 

Selanjutnya adalah posisi partai yang masuk jajaran tiga besar nasional, yaitu PDIP, Golkar, dan Gerindra. Kemungkinan masing-masing partai akan menuntut kadernya maju mengikuti kontestasi. Itulah mengapa ada kemungkinan Prabowo, Puan, atau Airlangga akan maju pada Pemilu 2024, baik sebagai capres atau cawapres.

Kemudian intensitas atau keinginan kuat untuk memiliki kader maju sebagai capres. Dalam hal ini, Gerindra sangat berharap Prabowo maju menjadi capres, karena sangat intens menyuarakan itu.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...