Kemenangan Marcos Jr di Filipina dan Sorotan atas Rekam Jejak Ayahnya

Ameidyo Daud Nasution
12 Mei 2022, 17:56
filipina, marcos, presiden
ANTARA FOTO/REUTERS/Lisa Marie David/WSJ/sad.
Lisa Marie David Kandidat presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., putra mendiang diktator Ferdinand Marcos, menunjuk ke arah para pendukungnya saat dia berbicara selama kampanye di Quezon City, Metro Manila, Filipina, Senin (14/2/2022).

Bongbong lalu kembali mengikuti kontestasi politik dan terpilih lagi sebagai Gubernur Ilocos Norte pada 1998.  Jabatan tersebut diembannya selama tiga periode hingga 2007.

Tahun 2010, ia mengikuti pemilihan Anggota Senat Filipina dan terpilih. Lima tahun kemudian, dia mengumumkan akan ikut kontestasi politik pusat sebagai calon Wakil Presiden, namun kalah oleh Leni Robredo.

Foto permintaan demonstran untuk menolak Ferdinand Marcos Jr dalam Pilpres Filipina. Foto: Reuters..
Foto permintaan demonstran untuk menolak Ferdinand Marcos Jr dalam Pilpres Filipina. Foto: Reuters.. (Reuters)

Terpilihnya Bongbong menimbulkan kekhawatiran kembalinya rezim Marcos di panggung tertinggi politik jiran RI tersebut. Ini lantaran kepemimpinan sang ayah ditandai dengan pemerintahan otoritarian, brutal, hingga korup.

Marcos memberlakukan darurat militer di Filipina pada 1972 hingga 1986 dengan alasan stabilitas politik. Di masa itu, ribuan orang tertangkap hingga terbunuh tanpa melewati proses pengadilan.

Ibu Bongbong, Imelda Marcos juga terkenal karena pemborosan dan pengeluarannya yang berlebihan saat suaminya menjabat Presiden. Imelda bahkan dinyatakan bersalah melakukan korupsi pada tahun 2018 tetapi mengajukan banding dan tidak pernah masuk penjara.

Otoritas Filipina telah memulihkan kurang dari setengah kekayaan yang dicuri dan kasus-kasus yang masih aktif tetap ada dari keluarga tersebut. Pajak properti yang belum diselesaikan dari keluarga Marcos diperkirakan sekarang bernilai $3,9 miliar.

Akademisi mempertanyakan kondisi ekonomi, masyarakat sipil, hingga kebebasan pers dan potensi kembalinya darurat militer dalam kepemimpinan Bongbong Marcos enam tahun ke depan. "Ini pertanyaan bagi mereka yang menentang kembalinya Marcos ke tampuk kekuasaan," kata sosiolog dari Universitas Ateneo de Manila Jayeel Cornelio dikutip dari CNN, Kamis (12/5).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...