Indonesia Tawarkan Indikator Pengukuran Literasi Digital dalam G20

Image title
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Riset dan Publikasi
28 Juni 2022, 13:09
Tingkat kecakapan dan literasi digital telah berhasil diidentifikasi di Indonesia. Kini, Indonesia mengusulkan gagasan agar negara-negara anggota G20 juga mengidentifikasi hal yang sama.
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/rwa.

Adapun, berdasarkan Databoks Katadata berjudul Durasi Penggunaan Internet dalam Sehari diketahui, sebanyak 19,5 persen masyarakat Indonesia menghabiskan waktu lebih dari 8 jam sehari untuk menggunakan internet. Hal ini sebagaimana tertulis dalam hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019 - kuartal II/2020.

Sementara itu, Maudy pun mengutarakan, dari rerata durasi penggunaan internet sehari-hari tersebut, porsi waktu yang bernilai komersil relatif minim yakni sekitar 11 - 16 menit saja.

“Sangat jelas kita banyak menggunakan internet tapi tidak cukup bertransaksi secara daring. Maka dari itu peningkatan dan penguatan literasi digital dan literasi keuangan digital di kalangan anak muda sangatlah penting,” ujar Maudy. 

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 menunjukkan, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 38,03 persen. 

Kendati angka tersebut naik dari hasil survei 2016 sebesar 29,66 persen, tingkat literasi keuangan ini pun masih tergolong rendah.

Namun di sisi lain, penggunaan platform digital untuk kebutuhan keuangan telah cukup tinggi. Hal ini salah satunya terlihat dari frekuensi penggunaan dompet digital dalam aktivitas sehari-hari masyarakat. 

Survei Kominfo dan KIC tahun lalu menghasilkan data bahwa mayoritas masyarakat menggunakan dompet digital sebulan sekali.

Kekuatan digitalisasi akan membantu percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi. Untuk itu, literasi digital dan literasi keuangan saja tidak cukup. 

Masih ada aspek-aspek lain yang juga perlu menjadi perhatian, yakni akses terhadap infrastruktur digital yang berkualitas. 

Riset Indonesia Youth Diplomacy (IYD) dan Cint pada 2021 memperlihatkan bahwa sebanyak 61 persen generasi muda di negara-negara anggota G20 masih mengalami kesulitan dalam akses digital. 

Kesulitan-kesulitan itu misalnya keterbatasan mereka pada akses internet, koneksi yang tidak stabil dan lambat, serta harga konektivitas yang belum terjangkau. 

Dari segi infrastruktur, untuk menciptakan kesetaraan akses digital, Kementerian Kominfo telah menghadirkan jaringan komunikasi serat optik di seluruh Indonesia dengan proyek Palapa Ring 2019. 

Pembangunan menara-menara stasiun pemancar dasar (base transceiver station/BTS) di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T) pun kini semakin gencar dilakukan. 

Di samping itu, pemerintah juga mengampanyekan literasi digital melalui info.literasidigital.id. Dalam program bertajuk Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, masyarakat dapat mengakses beragam pengetahuan seputar literasi digital. 

Oleh karena itu, Indonesia yang berhasil mengidentifikasi tingkat literasi digitalnya bermaksud memfasilitasi negara-negara G20 untuk bisa menggunakan toolkit pengukuran literasi digital yang seragam di berbagai negara. Dengan begini, masing-masing negara dapat meningkatkan aspek keterampilan digital warganya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...