Luhut: Pemerintah Masih Hitung Skenario Kenaikan Harga BBM
Tren kenaikan harga minyak mentah global tengah disikapi pemerintah, salah satunya dengan menyusun skema penyesuaian harga BBM untuk mengurangi subsidi. Sebagaimana diketahui, tingginya harga minyak mentah dunia mendorong naiknya gap harga keekonomian dan harga jual Pertalite dan Solar. Kondisi tersebut akan berdampak pada kenaikan subsidi dan kompensasi energi.
Hingga saat ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menanggung subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 502 triliun. Tanpa ada penyesuaian kebijakan, angka tersebut bisa meningkat melampaui Rp 550 triliun pada akhir tahun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah tengah menyusun skema penyesuaian harga. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi beban subsidi dan kompensasi energi tersebut.
Adapun saat ini, pemerintah masih di tahap menghitung beberapa skenario penyesuaian subsidi dan kompensasi energi dengan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat. Dia juga menyatakan, harga BBM di Indonesia relatif lebih murah dibandingkan mayoritas negara di dunia.
"Langkah yang disimulasikan termasuk skenario pembatasan volume. Pemerintah akan terus mendorong penggunaan aplikasi MyPertamina untuk mendapatkan data yang akurat sebelum pembatasan diterapkan," ujar Luhut dalam keterangan resmi, Minggu (21/8).
Meskipun begitu, pemerintah akan memperhitungkan rencana penyesuaian harga tersebut dengan sangat berhati-hati. Perubahan kebijakan subsidi dan kompensasi energi nantinya perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti tingkat inflasi, kondisi fiskal, dan juga pemulihan ekonomi. Hal tersebut menjadi sangat penting untuk tetap menjaga stabilitas negara di tengah ketidakpastian global.