Saat Operasi Pasar Telur, Pedagang Besar Diduga Jual Harga Murah
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau Ikappi menyatakan ada oknum pedagang pasar yang sengaja menurunkan harga jual telur ayam ke pedagang pasar saat operasi pasar telur. Akibatnya harga telur ayam di pasar menjadi berantakan.
Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri mengatakan oknum pedagang besar telur ayam menurunkan harga jual ke pedagang pasar menjadi Rp 24.800 per kilogram (Kg). Adapun, harga telur ayam yang dijual ke pedagang pasar saat operasi pasar hari ini, Jumat (2/9) sebesar Rp 25.000 per Kg agar konsumen dapat membeli telur ayam senilai Rp 27.000 per Kg.
"Kami enggak akan menyerah. Stok yang ada saat ini akan kami habiskan bagaimanapun caranya. Kami akan pasok telur ayam langsung ke pedagang," kata Mansuri di Pasar Minggu, Jumat (2/9).
Mansuri menilai pasokan telur ayam langsung ke pedagang pasar penting agar langsung mengubah harga. Jika operasi pasar tak berlangsung di pasar, harga di pasar akan tetap tinggi.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional atau Bapanas, harga telur ayam ras di DKI Jakarta pada hari ini sebesar Rp 30.590 per Kg. Sedangkan rata-rata nasional harga telur ayam ras nasional mencapai Rp 29.900 per Kg. Sehingga, harga telur ayam dari operasi pasar lebih murah hingga Rp 3.590 per Kg dari rata-rata harga telur di Ibu Kota.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan harga telur ayam di sentra produksi tidak boleh turun. Oleh karena itu, Bapanas memberikan subsidi logistik untuk pengiriman telur dalam operasi pasar ini agar harga jual ke pedagang pasar mencapai Rp 25.000 per Kg.
Arief menekankan operasi pasar hari ini tidak menjatuhkan harga telur ayam di tingkat peternak. Tujuan utama operasi pasar kali ini adalah stabilisasi harga di tingkat pedagang pasar tradisional dengan menurunkan harga pembelian yang sudah disepakati peternak.
Arief mengatakan akan mengonfirmasi temuan Ikappi terkait oknum pedagang besar telur ayam yang merusak harga di pasar. "Kalau ada pedagang besar yang menjatuhkan harga telur ayam, kita tidak mau itu terjadi," kata Arief.
Telur ayam ras yang dipasok melalui operasi pasar tersebut berasal dari Jawa Tengah, tepatnya dari Koperasi Unggas Sejahtera Kendal dan Koperasi Putera Blitar. Telur tersebut akan disalurkan ke pasar-pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya.
Arief mengatakan alasan pemilihan DKI Jakarta sebagai lokasi operasi pasar adalah tingginya kontribusi inflasi Jakarta kepada inflasi nasional atau hingga 27%. Oleh karena itu, Arief menciptakan rantai pasok tertutup antara daerah produksi telur dan perusahaan daerah miliki Jakarta untuk menekan harga telur di tingkat konsumen.
"Kami memulai operasi pasar untuk mengintervensi harga telur ayam dari kemarin. Sebanyak 10 truk setiap hari atau kurang lebih 5% dari kebutuhan DKI Jakarta dikirimkan pada operasi pasar ini," kata Arief.
Arief mengatakan pemerintah daerah dapat mensubsidi biaya logistik telur tersebut pada masa depan. Pasalnya, Kementerian Keuangan menjelaskan pemerintah daerah dapat menggunakan 2% dari dana alokasi umum (DAU) daerah untuk menekan inflasi, dalam hal ini inflasi dari harga telur ayam ras.
Arief mengatakan langkah tersebut penting untuk mengendalikan inflasi nasional agar tak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Pada akhir semester I-2022, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,44%, sedangkan inflasi nasional adalah 4,94%.