Jelang Tuntutan, Ini Deretan Pengakuan Bharada E soal Eksekusi Yosua

Ade Rosman
6 Januari 2023, 08:16
Bharada E
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer bersiap menjalani sidang lanjuutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (21/11/2022).

"Jadi habis saya tembak Yang Mulia, (Yosua) langsung jatuh. Saya dengar adanya suara almarhum, Yang Mulia," kata Richard. 

Setelah itu, tambah Richard, Sambo yang sebelumnya nerada di sampingnya langsung maju ke depan, dan memegang senjata api, lalu menembak ke arah Yosua, yang posisinya sudah tumbang. 

"Jadi pas maju kan kokang senjata Yang Mulia, pas waktu itu (Sambo) masih berdiri Yang Mulia," kata Richard. 

Richard mengaku dirinya tidak ingat berapa kali Sambo menembak ke arah Yosua pada saat itu. Setelah itu, kata Richard, Sambo kemudian jongkok di depan tangga, kemudian menembak ke arah atas tangga, berhenti sejenak, lalu berbalik arah dan menembak ke arah atas TV.

Pernyataan serupa juga disampaikan Richard sebelumnya, ketika menanggapi kesaksian Sambo yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di PN Jakarta Selatan, Rabu 7 Desember 2022 lalu. 

"Saya melihat beliau menembak ke arah Yosua, Yang Mulia. Dan saya juga tidak menembak sebanyak lima kali," kata Richard. 

Dijanjikan Uang Rp 1 Miliar

Pada saat bersaksi pada sidang Sambo dan Putri Candrawathi 13 Desember 2022 lalu, Richard menunjukkan foto ketika dirinya dijanjikan uang Rp 1 Miliar oleh Sambo jika menuruti oerintah skenario tembak menembak. Richard mengatakan, foto tersebut diambilnya ketika ia menghubungi kekasihnya.  

HAKIM TINJAU TKP PEMBUNUHAN BRIGADIR J
HAKIM TINJAU TKP PEMBUNUHAN BRIGADIR J (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.)

Sebut Ricky Berniat Menabrakkan Mobil 

Richard mengatakan Ricky Rizal sempat berencana menabrakkan mobil yang ditumpangi bersama Yosua, saat perjalanan dari Magelang ke Jakarta.

Hal itu ia sampaikan saat memberi keterangan sebagai saksi dalam sidang Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf perkara pembunuhan berencana Brigadir J, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11) lalu. 

"Bang Ricky bilang, bang Ricky pengin menabrakkin mobil, karena almarhum kan posisinya di sebelah kiri, dan pada saat dari Magelang sampai Jakarta itu almarhum tidur. Jadi dia, bang Ricky ini bilang ke saya pengin menabrakin mobil di sebelah sisi kiri," kata Richard. 

Richard mengatakan, hal tersebut disampaikan Ricky pada saat sedang bersama dirinya. 

"Saya tidak bisa pastikan tanggal-tanggalnya, tapi sering. Nah, Itu sempat di lantai dua itu, pada saat saya dan bang Ricky di samping, bang Ricky sempat ngobrol ke saya, blak-blakan," katanya. 

Ia mengatakan, obrolan tersebut terjadi setelah kejadian yang menewaskan Brigadir J. 

"Jadi pasca kejadian itu, kami sering dipanggil-panggil sama bapak-ibu di lantai dua, bicara-bicara, ngobrol, 'semangat dek'," katanya. 

Bharada E Sebut Sambo dan Putri Pisah Rumah

Ketika dikonfrontir dengan Ricky dan Kuat pada 30 November 2022 lalu, Richard mengatakan Sambo dan Putri telah pisah rumah. 

"Ketahui sendiri (Sambo dan Putri pisah rumah) Yang Mulia. Karena saya juga kan yang piket, Yang Mulia," kata Richard.

Lebih jauh, Richard juga mengatakan bahwa hal tersebut sudah diketahui oleh ajudan Sambo lainnya. 

"Iya (tahu) Yang Mulia. (Ajudan lain) Tahu semua, Yang Mulia," katanya. 

Selain itu, ia juga mengungkapkan kebiasaan mantan Kadiv Propam Polri tersebut yang disebut sering pulang malam. 

"Saudara tadi mengatakan saudara Ferdy Sambo sering pulang malam, jam berapa biasanya?," kata hakim Wahyu Imam Santoso menanyakan. 

"Siap, biasanya jam sembilan ke atas, Yang Mulia. Pernah juga subuh, Yang Mulia," kata Richard menjawab. 

Mendengar jawaban tersebut, hakim kemudian meminta Richard untuk menceritakan kebiasaan Sambo pulang malam tersebut. 

"Biasanya kalau pada saat pengalaman saya (melaksanakan) piket, biasanya beliau dijemput sama rekannya, Yang Mulia. Kami disuruh menunggu di kantor, Yang Mulia," kata Richard menjelaskan. 

Richard mengatakan, para ajudan menunggu di kantor hingga Sambo kembali lagi. 

"Baik rekan kepolisian maupun rekan yang lain?," kata hakim memastikan. 

"Siap, Yang Mulia," kata Richard menjawab. 

Mengaku Mimpi Buruk Tiga Minggu Usai Bunuh Yosua

Pada saat dikonfrontasi dengan Ricky dan Kuat pada 30 November 2022 lalu, Richard mnegaku dirinya merasa berdosa setelah mengikuti perintah Sambo untuk menembak Yosua. 

"Saya merasa berdosa, Yang mulia. Karena saya mengikuti perintah dia (Sambo)," kata Richard.

Menanggapi peryataan tersebut, Hakim lalu menanyakan kenapa Richard mau mengikuti perintah Sambo. 

"Karena saya takut. Ini jenderal bintang dua, menjabat sebagai Kadiv Propam dan posisi saya, pangkat saya Bharada, pangkat terendah. Dari kepangkatan itu aja kita bisa lihat bagaikan langit dan bumi," kata Richard. 

Selain itu, ia juga mengaku mengalamj mimpi buruk selama tiga minggu, usai mengeksekusi Yosua. 

"Apa mimpimu? Bertemu almarhum?," kata hakim menanyakan. 

"Betul, Yang Mulia," kata Richard menjawab. 

Richard mengatakan, rasa bersalah yang dirasakannya menjadi alasan dirinya mau menceritakan kejadian yang sebenarnya. 

"Saya merasa tertekan Yang Mulia," kata Richard.

Halaman:
Reporter: Ade Rosman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...