PDIP Siap Gabung Koalisi Besar, Kans Prabowo - Puan Terbuka Lebar?

Ira Guslina Sufa
5 April 2023, 08:35
PDIP
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri depan) dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kanan depan) beserta jajaran petinggi partai saat melakukan pertemuan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/9/2022).

Airlangga menyebut pertemuan antar lima pimpinan partai berjalan cair dan hangat. Para ketua umum partai menyatakan komitmen untuk mengintensifkan komunikasi pada tahapan selanjutnya untuk menemukan bentuk koalisi. 

Duet Prabowo - Puan 

Sikap PDIP untuk bergabung dalam koalisi besar berpotensi mengubah dinamika politik yang terjadi. Dosen Politik Universitas Bengkulu Panji Suminar menilai merupakan hal realistis dan opsi yang bisa dipilih. 

Panji menyebut dinamika PDIP memungkinkan terbentuknya dua poros dalam pemilihan presiden mendatang. Poros pertama adalah Koalisi Perubahan dan Persatuan yang terdiri dari Partai Nasional Demokrat, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera. Kedua adalah koalisi besar yang terdiri dari KIB, KIR dan PDIP. Adapun Koalisi Perubahan telah menyatakan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. 

"Potensinya dua poros, yakni poros KPP dan poros Gerindra-PDIP kalau terbentuk. Menurut saya lebih realistis dua poros itu" ujar Panji. 

Masuknya PDIP dalam koalisi besar menurut Panji bisa saja mengerucut pada pasangan Prabowo - Puan. Nama Prabowo sebagai capres sebelumnya memang menjadi sorotan dalam silaturahmi lima ketua umum partai. Sedangkan Puan bisa saja dipilih untuk mengakomodasi PDIP sebagai partai pemenang pemilu. 

"Menurut saya lebih realistis apabila Puan didorong wapres dulu dengan Prabowo jadi presiden. Hal itu lebih aman untuk memuluskan Puan menjadi suksesornya Megawati dalam memimpin PDIP dan juga menguatkan elektabilitasnya untuk pemilu berikutnya," kata Panji. 

Panji mengatakan, akan lebih aman Puan mewarisi PDIP jika dia berada di tampuk kekuasaan pemerintahan minimal di posisi wakil presiden. Dengan menjadi wapres, Puan dinilai memiliki kekuatan dan menjadi lebih kokoh untuk menjadi pengganti Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDIP. 

Panji menyebut, bila PDIP memilih sosok lain sebagai capres atau cawapres maka berpotensi menggeser trah Soekarno di tampuk pimpinan partai. Hal itu karena bukan tidak mungkin sosok yang diusung menjadi semakin kuat dan mengisi posisi Ketua Umum PDIP menggantikan Megawati. 

Alasan lain menurut Panji, saat ini Puan belum memiliki elektabilitas yang kuat untuk maju sebagai capres. Dengan begitu pilihan menjadi calon wakil presiden menjadi opsi yang dapat dipilih bila Megawati ingin mempertahankan garis darah Soekarno di tampuk kepemimpinan PDIP. 

"Sekarang tinggal siapa capresnya, saya rasa lebih realistis Prabowo, karena memiliki elektabilitas tinggi, dan juga PDIP akan memiliki koalisi besar kalau bersatu dengan Gerindra dibandingkan harus sendirian mengusung pasangan capres," ujar Panji. 

Di sisi lain, ia menyebut peluang PDIP mengusung capres lain sangat kecil lantaran akan berpengaruh terhadap kepemimpinan partai. Apalagi menurut Panji Puan saat ini sudah sangat siap untuk menjadi pemimpin eksekutif setelah berpengalaman menjadi Ketua DPR. Sedangkan pada dua periode sebelumnya saat PDIP menunjuk Jokowi menurut Panji dilakukan karena posisi Puan yang belum siap. 

Sebaliknya, Panji menyebut Puan bisa saja kehilangan karier politik bila tidak maju sebagai capres atau cawapres pada pemilihan presiden 2024 mendatang. Sedangkan bila memilih menjadi cawapres mendampingi Prabowo, Puan bisa menyiapkan diri untuk menjadi capres pada periode berikutnya. 

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...