Top News: Sri Mulyani Tanggapi JK Soal Utang, Saham Adaro Anjlok

Aryo Widhy Wicaksono
24 Mei 2023, 05:55
Menteri Keuangan Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani

Wakil Presiden Ke-10 dan 12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla, menyebut Indonesia pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo membayar utang hingga Rp 1.000 triliun per tahun. Hal ini menurutnya menjadi pembayaran utang terbesar sepanjang sejarah.

Pernyataan ini langsung mendapatkan respons dari bendahara negara, Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurutnya, kementerian yang ia pimpin sudah menyusun strategi, agar pembayaran utang dapat berjalan secara berkelanjutan.

Respons Sri Mulyani ini menjadi salah satu artikel terpopuler atau top news Katadata.co.id pada Selasa (23/5). Selain berita tersebut, simak juga artikel mengenai Gojek yang memutuskan kemitraan terhadap seorang pengemudi, serta Saham Adaro yang Anjlok.

Berikut Top News Katadata.co.id:

1. Sri Mulyani Respons Kritik JK Soal Bayar Utang Rp 1.000 T Tiap Tahun

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pembayaran utang yang jatuh tempo maupun biaya bunganya masuk dalam strategi pembiayaan anggaran di APBN tiap tahun.

"Dalam hal itu yang paling penting prinsipnya yang jatuh tempo bisa dibayar, kemudian beban utangnya tetap dapat dikendalikan, itu yang masuk dalam sustainability," kata Sri Mulyani ditemui di Kompleks DPR RI, Selasa (23/5).

Pembayaran utang pemerintah terbagi menjadi dua, yakni pembayaran atas bunga dan cicilan pokok utang.

Berdasarkan data sementara realisasi anggaran pada APBN Kita 2022, pemerintah membayarkan bunga dan cicilan pokok utang sebesar Rp 467,54 triliun pada tahun lalu. Ini terdiri dari pembayaran bunga utang Rp 386,34 triliun dan cicilan pokok utang Rp 81,2 triliun.

Adapun pembayaran cicilan pokok utang terdiri atas pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri Rp 79,28 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 1,92 triliun.

Realisasi pembayaran bunga dan cicilan pokok utang pemerintah pada tahun lalu terus meningkat jika dibandingkan 2020 dan 2021. Pada kedua tahun tersebut, masing-masing Rp 407,37 triliun dan Rp 427,11 triliun.

2. Grab, Gojek, Shopee Kurangi Diskon hingga 60% Jadi Total Rp 14,4 T

GoTo Gojek Tokopedia, Grab, dan induk Shopee yakni Sea Ltd kompak mengurangi ‘bakar uang’ hingga 60% secara tahunan atau year on year (yoy) selama kuartal I. Biaya pemasaran gabungan ketiga perusahaan teknologi ini Rp 14,4 triliun.

Angka tersebut terdiri dari:

  • Grab turun 30,2% menjadi US$ 391 juta atau Rp 5,8 triliun, yang terdiri dari:
  1. Insentif untuk pengemudi turun 22% menjadi US$ 169 juta
  2. Insentif untuk konsumen turun 36% menjadi US$ 222 juta
  • Induk Shopee turun 60,2% menjadi US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,95 triliun, yang terdiri dari:
  1. Shopee turun 51,7% menjadi US$ 338,2 juta
  2. Garena turun 69,6% menjadi US$ 23,4 juta
  3. SeaMoney, termasuk ShopeePay turun 89,1% menjadi US$ 21,2 juta
  • GoTo Gojek Tokopedia turun 29% menjadi Rp 2,65 triliun

Simak data lengkap mengenai diskon hingga 60%.

3. Gojek Putus Mitra Driver Ojol yang Bawa Kabur Kamera Rp 28 Juta

Gojek memutus hubungan mitra dengan salah satu pengemudi ojek online atau ojol yang membawa kabur kamera Sony FX30 Rp 28 juta milik konsumen.

Sebelumnya, seorang pengguna Gojek atas nama Ricky (34), membeli kamera merek Sony FX30 di suatu toko di Mangga Dua, Sawah Besar, Jakarta Pusat pekan lalu (15/5). Pihak toko kemudian mengusulkan untuk memesan layanan GoSend untuk pengiriman.

Kamera Rp 28 juta itu dikirim ke alamat temannya bernama Fariz. Akan tetapi, pesanan tersebut tak kunjung diterima temannya, padahal status pesanan tercatat sudah terkirim ke alamat tujuan.

Setelah berkomunikasi dengan pihak toko, Ricky mendapat foto Kartu Tanda Penduduk (KTP) pengemudi ojek online atau ojol Gojek dengan nama akun Rendi Ramadhani Pratama.

Berdasarkan hasil investigasi, Head of Corporate Affairs Product Communication Gojek Rosel Lavina menyampaikan bahwa oknum driver ojek online atau ojol terkait tidak mengirimkan pesanan barang ke alamat tujuan.

4. Kena Jebakan Dividen, Saham Adaro Anjlok hingga Sentuh Batas Bawah

Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk pada pembukaan perdagangan Selasa (23/5) langsung anjlok hingga menyentuh auto reject bawah atau ARB. Saham dengan kode ADRO pagi ini terjun 6,9% menjadi Rp 2.290 per saham. Bahkan secara year to date, sahamnya tercatat sudah turun hingga 36,2%.

Hingga pukul 11.15 WIB, tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 7.876 kali dengan volume mencapai 16,5 juta lembar dan transaksi sebesar Rp 12,2 miliar. Pada posisi beli atau bid terpantau sudah kosong, sedangkan antrean jual atau ask mencapai 884.243 lot lembar dengan antrean paling banyak di harga Rp 2.290 per saham.

Penurunan harga saham ADRO disinyalir karena adanya jebakan dividen atau dividend trap. Jebakan dividen adalah saat pelaku pasar membeli saham emiten yang tampaknya tinggi dan menggiurkan, tetapi setelah memasuki masa ex-date harga sahamnya justru anjlok.

Alhasil, investor terjebak membeli di harga tinggi, pada saat cum date dan harus menyaksikan harga saham koleksinya merosot pasca-cum date.

5. Tiga Investor Kakap Jual Saham GOTO Sepanjang Mei

Sejumlah investor institusi gencar menjual sahamnya di perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sejak awal Mei 2023. Penjualan saham GOTO dilakukan oleh investor institusi seperti SoftBank untuk merealisasikan keuntungan.

Aksi jual tetap terjadi pada saham GOTO meskipun perusahaan menargetkan dapat mencapai pendapatan sebelum bunga, pajak dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan pada tahun ini.

Cek investor yang melepas saham GOTO pada Mei ini.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...