BMKG Prediksi Situasi Iklim Indonesia 2024 Berpeluang Dilanda La Nina

Dini Pramita
1 Januari 2024, 10:59
Ilustrasi. BMKG memantau dua Bibit Siklon Tropis yang tumbuh di Belahan Bumi Utara Indonesia, yaitu Bibit Siklon Tropis 98W yang tumbuh di Samudra Pasifik Barat sebelah Timur Filipina dengan kecepatan angin maksimum mencapai 54 km/jam.
bmkg.go.id
Ilustrasi. BMKG memantau dua Bibit Siklon Tropis yang tumbuh di Belahan Bumi Utara Indonesia, yaitu Bibit Siklon Tropis 98W yang tumbuh di Samudra Pasifik Barat sebelah Timur Filipina dengan kecepatan angin maksimum mencapai 54 km/jam.

Beberapa wilayah yang diprediksi mengalami hujan tahunan di atas normal meliputi sebagian kecil Aceh, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian kecil Riau, sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Gorontalo, sebagian kecil Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bagian utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Papua Barat dan Papua bagian utara.

Meski terkesan lebih 'basah', namun ada beberapa wilayah yang berpotensi tetap mengalami kekeringan karena secara iklim memiliki curah hujan rendah. "Wilayah ini sebagian Lampung, sebagian Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur dan Papua bagian selatan," kata dia.

Rekomendasi BMKG

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan dalam pandangan iklim tersebut BMKG menyertakan sejumlah rekomendasi umum untuk sektor-sektor terkait atau terdampak oleh fenomena iklim tersebut. Misalnya, kata dia, dengan adanya potensi jumlah curah hujan tahunan yang melebihi rata-rata atau melebihi batas normal, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor ikut meningkat. "Dengan demikian bisa diantisipasi," kata dia.

Ardhasena menyebutkan pemerintah dapat meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir, seperti penyiapan kapasitas pada sistem drainase, sistem peresapan dan tampungan air, agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.

Di daerah-daerah yang berpotensi tetap mengalami kekeringan, kata dia, pemerintah dapat mengantisipasi dengan memastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.

Ia juga mewanti-wanti potensi kebakaran hutan dan lahan pada 2024. " meskipun kemarau 2024 diprediksi tidak sekering kemarau 2023, maka tetap perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun 2024 khususnya pada periode kemarau pertama di bulan Februari 2024 untuk wilayah pesisir Sumatera bagian Timur, maupun periode kemarau periode kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan terbakar," kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...