Pesanan Jet Tempur Rafale Tiba 2026 di Indonesia, Ini Kecanggihannya
2. Pengisian bahan bakar antar-pesawat
Pesawat Rafale juga memiliki kemampuan buddy-buddy refueling. Dalam situasi tempur, pesawat jet yang kehabisan bahan bakar bisa meminta bantuan dari pesawat jet lainnya untuk mengisi bahan bakar di udara sehingga tidak perlu ke kapal induk atau mendarat lebih dulu untuk mengisi bahan bakar.
3. Sistem persenjataan canggih
Rafale mampu mengoperasikan sistem persenjataan canggih, seperti rudal MICA yang bisa membidik target yang berada di luar jangkauan visual (beyond visual range/BVR). Ada juga rudal jarak jauh bernama METEOR yang dikombinasikan dengan rudal udara bertenaga jet.
Lalu, ada Highly Agile and Manoeuvrable Munition Extended Range (HAMMER) yang merupakan roket modular yang bisa membidik target di udara maupun di darat dengan presisi, menggunakan global positioning system (GPS) maupun sensor infra merah. Rafale juga dilengkapi dengan bom yang dipandu sinar laser dengan hulu ledak berbobot 250 kg hingga 1 ton.
4. Sistem sensor aktif radar elektronik
Dassault Aviation menyebut Rafale sebagai satu-satunya pesawat tempur Eropa yang menggunakan sensor radar elektronik. Sistem radar yang dikembangkan oleh Thales dengan nama RBE2 itu bisa mendeteksi ancaman lebih cepat dan melacak beberapa target sekaligus.
Rafale juga dilengkapi dengan sistem Front Sensor Optronics (FSO) yang diintegrasikan penuh ke pesawat. FSO beroperasi pada panjang gelombang optronik sehingga kebal terhadap pemblokiran radar. Sistem ini juga memungkinkan pesawat melacak target di udara, air, maupun daratan dengan laser beresolusi tinggi.
Selain Indonesia, negara mana yang menggunakan pesawat jet tempur Rafale? India sudah lebih dulu memesan pesawat jet tempur Rafale sebanyak 36 unit seharga US$ 8,78 miliar pada 2016. Pesawat pertama telah diserahkan menhan Prancis kepada Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, pada Oktober 2019.
Seperti dilansir Business Insider, pembelian pesawat tempur ini sempat ditolak oleh Partai Kongres Nasional India. Partai itu menuduh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi membeli pesawat dengan harga tiga kali lebih mahal dibandingkan harga yang ditawarkan kepada partai oposisi sebelum Modi berkuasa pada 2014.