Top News: Investasi Jumbo AS dan Cina di Malaysia, Sidang KPPU Shopee

Aryo Widhy Wicaksono
12 Juni 2024, 05:30
Malaysia
Unsplash
Malaysia
Button AI Summarize

Malaysia menjadi pusat perhatian investasi dari perusahaan raksasa teknologi di Amerika Serikat dan Cina.

Perusahaan seperti ByteDance, perusahaan induk TikTok, ingin menjadikan Malaysia sebagai pusat AI se-Asia Tenggara dengan rencana investasi sebesar RM 10 miliar.

Sementara dari AS, ada Google, Apple, hingga Microsoft yang telah mengumumkan investasi besar-besaran untuk membangun pusat data, serta memperkuat infrastruktur cloud. Termasuk Apple yang akan membuka Apple Store pertama di Malaysia sebagai bagian dari ekspansi di kawasan Asia.

Tingginya investasi teknologi di Malaysia menjadi salah satu artikel terpopuler. Selain itu, ketahui juga bagaimana infografik mengenai beragam kasus dugaan korupsi berskala besar yang sedang disidik Kejaksaan Agung, serta Pabrik Suzuki di Thailand yang segera tutup.

Berikut Top News Katadata.co.id:

1. Alasan Malaysia Jadi Rebutan Raksasa Teknologi Amerika dan Cina

Malaysia kini menjadi rebutan investasi raksasa teknologi Amerika dan Cina. Para big tech global itu ingin menjadikan negara tetangga Indonesia sebagai pusat AI.

Pemilik TikTok, ByteDance berencana berinvestasi dalam kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) di Malaysia RM 10 miliar atau Rp 34 triliun (kurs Rp 3.434 per ringgit).

Raksasa teknologi asal Cina itu ingin menjadikan Malaysia sebagai pusat AI se-Asia Tenggara.

Menteri Investasi, Perdagangan, dan Perindustrian Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz mengatakan hal itu disampaikan oleh Wakil Presiden TikTok Helena Lersch saat bertemu di Singapura.

“Tambahan investasi dari ByteDance tentunya akan membantu Malaysia dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi digital hingga 22,6% terhadap Produk Domestik Bruto Malaysia atau PDB pada 2025,” ujar dia dikutip dari The Star, Jumat (7/6).

2. INFOGRAFIK: Kasus Korupsi Kakap di Tangan Jampidsus

Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah dikuntit anggota Datasemen Khusus (Densus) 88 Polri pada Minggu, 19 Mei lalu.

Ada dugaan, hal itu terjadi lantaran terkait sejumlah kasus korupsi besar yang tengah ditangani Kejaksaan Agung (Kejagung).

Banyaknya kasus korupsi yang ditangani Febrie membuatnya mendapatkan pengawalan dari polisi militer.

Aksi yang dilakukan anggota Densus 88 itu pun diketahui oleh salah satu pengawal Febrie yang kemudian melakukan penangkapan.

Febrie diangkat menjadi Jampidsus pada Januari 2022. Sebelumnya selama lima bulan, dia ditempatkan di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Selama beberapa tahun sebelumnya, dia adalah Direktur Penyidikan Jampidsus.

Febrie dikenal menangani kasus-kasus korupsi kelas kakap bahkan sejak dia menjadi Direktur Penyidikan.

Mulai dari kasus korupsi asuransi Jiwasraya yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp16,8 triliun sampai kasus korupsi fasilitas kredit BTN yang potensi kerugian negaranya mencapai Rp279,6 miliar.

3. GOTO RUPST Hari Ini, Sahamnya Melemah 3,57%

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melaksanakan Rapat Umum Perdana Saham Tahunan atau RUPST untuk membahas sejumlah agenda salah satunya membahas pengunduran diri Andre Soelistyo dari komisaris.

Seiring dengan agenda RUPST, saham GOTO malah anjlok 3,57% di level Rp 54 per saham sampai dengan pukul 09,30 WIB, Saham GOTO dibuka melemah pada level Rp 55 per saham. Level saham tersebut bahkan mencapai titik terendah di Rp 53 per saham.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 703,13 juta dengan nilai transaksi Rp 38,25 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.875 kali. Sedangkan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 64,88 triliun.

Melansir situs keterbukaan informasi BEI, emiten teknologi ini membahas tujuh agenda dalam RUPST, serta 10 agenda dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB.

4. KPPU Gelar Sidang Dugaan Shopee Monopoli Layanan Kurir, Apa Hasilnya?

Komisi Pengawas Persaingan Usaha telah menerima surat tanggapan Shopee terkait dugaan pelanggaran praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dalam sidang perkara No. 04/KPPU-I/2024.

Majelis Komisi mengizinkan Shopee untuk menyampaikan tanggapan tersebut secara tertutup dari publik.

Kuasa Hukum Shopee Hari Rizkin langsung menyerahkan dokumen tanggapan ke Majelis Komisi dan tidak membacakannya dalam sidang.

Hari tidak menjelaskan lebih lanjut alasan tertutupnya dokumen tanggapan tersebut dari publik.

"Saya belum bisa berkomentar, nanti ya," kata Hari di Gedung KPPU, Selasa (11/6).

Ketua Majelis Komisi Aru Armando mengatakan, tanggapan tersebut hanya dirahasiakan dari publik, tetapi tidak kepada investigator.

Aru menilai dokumen tanggapan yang diserahkan oleh Shopee tidak memiliki hal-hal yang sifatnya dapat dirahasiakan pada investigator.

Dengan demikian, Aru menyampaikan para investigator bisa melihat dan mencatat dokumen-dokumen yang disampaikan pada pihak terlapor. "Jadi, kami menilai tidak ada dokumen yang sifatnya rahasia ke investigator," kata Aru.

5. Pabrik Suzuki di Thailand Tutup Tahun Depan

Suzuki sepakat untuk menutup pabrik mereka di Thailand pada akhir 2025. Perusahaan asal Jepang itu mengambil keputusan tersebut setelah melakukan peninjauan terhadap produksi global.

“Suzuki Motor Corporation telah memutuskan untuk menutup pabrik anak perusahaan otomotifnya di Thailand, Suzuki Motor (Thailand) Co, Ltd. (selanjutnya disebut “SMT”) pada akhir 2025,” pernyataan Suzuki Global melalui rilis pers, Jumat (7/6).

Suzuki memiliki sejarah panjang di Thailand. Fasilitas produksi pabrik tersebut dibuat agar dapat mengikuti program mobil ramah lingkungan yang dicanangkan pemerintah Thailand pada 2007 silam.

Tertarik dengan program yang ditawarkan, kala itu Suzuki mengajukan diri untuk ikut serta berinvestasi mendirikan pabriknya pada 2011.

Fasilitas itu kemudian selesai dibangun dan mulai berproduksi sejak 2012 dan memiliki kapasitas produksi mencapai 60 ribu unit per tahun.

 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...