Produktivitas Jagung Indonesia Tertinggal dari Thailand dan Tiongkok

Michael Reily
18 Januari 2019, 05:00
Jagung
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Petani memanen jagung di Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (18/12). Kementerian Pertanian memastikan mulai 2017 pemerintah sudah menutup impor jagung, khususnya untuk kebutuhan baku industri pakan ternak, karena sudah tercukupi dari produksi lokal yang pada 2016 ini diperkirakan mencapai sekitar 21 juta ton.

Assyfa juga menjelaskan  penyebaran benih hibrida juga seharusnya tidak dipaksakan untuk pasar jagung lemah. Alasannya, petani pada pasar jagung lemah umumnya tidak menjadikan budidaya jagung sebagai prioritas utama mata pencaharian mereka.

Namun program UPSUS  menurutnya akan efektif diberikan di daerah dengan pasar jagung semi kuat. "Untuk memperkenalkan penggunaan benih jagung hibrida pada petani yang belum pernah menggunakan,” ujarnya.

(Baca: Bulog Masih Tunggu Izin Tambahan Impor Jagung 30 Ribu Ton)

Berdasarkan proyeksi Kementerian Pertanian, produksi jagung  2019 bakal mencapai 29,93 juta ton dan konsumsi nasional sebesar 23,25 juta ton. Alhasil, estimasi surplus dalam volume 6,68 juta ton.

Adapun konsumsi jagung nasional terbesar adalah untuk bahan baku industri pangan sebesar 11,1 juta ton, bahan baku industri makanan 5,93 juta ton dan bahan baku ternak 4,2 juta ton. Sementara untuk konsumsi rumah tangga sebesar 405 ribu ton sedangkan yang tercecer sekitar 1,5 juta ton.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...