Kurangi Impor, Pemerintah Diminta Genjot Produktivitas Petani Kedelai

Michael Reily
15 Januari 2019, 11:42
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar pengaruhi harga jual kedelai.
Antara Foto / Raisan Al Farisi
Seorang pekerja sedang melakukan proses pembuatan tempe. Tingginya nilai tukar dolar berpotensi menyebabkan harga kedelai sebagai bahan baku tempe naik.

Menurut CIPS,  pembinaan yang intensif mampu meningkatkan produktivitas yang lebih optimal. "Pembinaan petani misalnya saja terkait penggunaan benih, pupuk, dan penggunaan sarana produksi lain yang tepat," ujarnya.

Selain itu, pemerintah harus memperhatikan pola dan rotasi tanam kedelai di Indonesia. Sebab, petani belum menganggap kedelai sebagai tanaman utama. Komoditas ini masih kalah saing dengan padi, jagung, tebu, tembakau, bawang merah, serta tanaman lain.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian mengusulkan penerapan aturan wajib tanam untuk importir kacang kedelai. Usulan itu bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan kedelai dalam negeri yang selama ini kalah dari impor.

(Baca: Produktivitas Rendah, Target Swasembada Kedelai Diminta Dikaji Ulang)

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto menyatakan akan mengusulkan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk membahasnya dalam Rapat Koordinasi Terbatas. "Kalau ini jadi, nantinya aturan itu akan tertuang dalam bentuk Permen (Peraturan Menteri)," kata Gatot, akhir pekan lalu.

Menurutnya, usulan itu juga berasal dari produsen perbenihan yang ingin memiliki ketersediaan kedelai dari dalam negeri. Sebab, kualitas produksi kedelai dalam negeri lebih baik daripada hasil impor.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...