Impor Beras Ditambah Lagi, Petani Pertanyakan Data Produksi Kementan
Contohnya, pada beberapa kebijakan Kementan terkait bantuan bibit dan benih, perluasan lahan dengan cetak sawah, dan pemaksaan tanah untuk terus ditanam padi. Sistem pertanian yang bersifat memaksa untuk mengejar swasembada pangan bukan jawaban peningkatan produksi.
Pasalnya jika program berhasil dan terjadi surplus beras maka harga tidak akan terus melonjak. “Faktanya di lapangan produksi tidak banyak, panen juga mulai berkurang, sistem Kementerian Pertanian banyak yang gagal panen,” ujarnya.
Masalah pasokan beras yang diperkirakan semakin berkurang pasca-Lebaran juga diungkap oleh Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifly Rasyid.
Dia menyatakan pasokan beras untuk Ramadan dan Lebaran yang ada saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Belum ada jaminan produksi cukup ke depan karena panen di daerah berangsur-angsur habis,” katanya.
(Baca : Kemendag Akui Ada Tambahan Impor Beras 500 Ribu Ton)
Pasar Induk Beras Cipinang butuh pasokan beras minimal 3 ribu ton per hari. Jika pasokan tidak memadai, harga akan mulai merangkak naik. Sehingga, Zulkifly menilai impor beras sebenarnya masih dibutuhkan karena permintaan masyarakat masih tinggi.
"Namun untuk impor beras sebaiknya dilakukan setelah bulan Juli atau sesudah Lebaran karena belum ada jaminan produksi, pasokan pun mulai berangsur habis" ujarnya.
Dia juga meminta supaya Direktur Utama Bulog yang baru, Budi Waseso bisa bersikap tegas. Terutama karena beras merupakan kebutuhan pokok yang paling penting untuk masyarakat.