Ragam Strategi Pebisnis Tiket Hadapi Pandemi

Image title
12 September 2020, 05:30
Loket.com, Pandemi Corona, Covid-19, Event Online, Konser, Tiket.com.
Google Play Store
Ilustrasi platform Loket, Tiket.com dan Traveloka.

Optimisme bisnis sebelumnya diungkapkan Tiket.com. Chief Marketing Officer (CMO) Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan, roda ekonomi mulai berjalan perlahan pasca-pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Alhasil, transaksi tiket, salah satunya dari penyelenggaraan event cukup meningkat. Awalnya, Tiket.com memperkirakan bahwa transaksi baru akan naik pada akhir tahun.

"Tapi ternyata Juni sudah lumayan. Ada live event kami buat. Lumayan bagus hasilnya," kata Gaery saat konferensi pers, Rabu lalu (7/7).

Transaksi pun terus meningkat hingga Juli. “Sekitar 20-25% mulai kembali," kata dia.

Untuk memaksimalkan transaksi, perusahaan berfokus menawarkan produk perjalanan untuk destinasi lokal.

"Saya rasa, untuk jarak jauh masih butuh waktu. Sekarang trennya local travelling distance," ujarnya.

Tiket.com juga membuat program standardisasi protokol kesehatan dan kebersihan, 'Tiket Clean"  dengan menggaet 4 ribu mitra hotel. Ini dilakukan agar konsumen merasa aman dari risiko tertular virus corona.

Standardisasinya terdiri dari pengecekan suhu karyawan dan pengguna, kebersihan kamar dan fasilitas umum, serta memastikan ketersediaan desinfektan di lingkungan hotel.

Inovasi Teknologi 

Di tengah keterbatasan akibat pandemi saat ini, teknologi memegang peranan penting dalam bisnis. 

Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Ilham Akbar Habibie mengatakan, perusahaan lebih banyak dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman dan tak memiliki alternatif selain menceburkan diri ke teknologi 4.0.

“Apa yang kita alami saat ini adalah cuplikan dari tahun-tahun mendatang. Kita harus berpikir, berkompetisi tiap detik,” ujar Ilham Habibie dalam kesempatan yang sama. 

Namun bagaimana strategi mendorong pengusha agar mau terjun dan mengadopsi teknologi, menurutnya ini merupakan tatangan.

Pemerintah pun dinilai perlu turun tangan untuk memberikan pendampingan dan pembelajaran. "Aspek hands on itu penting sekali. Beri contoh nyata, membina sambil jalan," katanya.

Sementara itu, pakar pemasaran dan juga pendiri MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya mengatakan, dalam situasi krisis, tiap perusahaan yang bergerak di bidang industri perlu melakukan aspek surviving servicing (bertahan/melayani), preparing (bersiap), dan actualizing (melaksanakan) atau SIA. 

“Kalau industri sedang down, maka perlu melakukan SIA. Tahun 2020 memang penuh dengan ketidakpastian,” ujar Hermawan.

Apalagi, perilaku konsumen semakin berubah selama pandemi. Sehingga siapaun pengusahanya, harus berinovasi dan menciptakan ide-ide kreatif di seluruh industri, baik yang sedang rugi ataupun untung.

Pandemi ini perlu dijadikan momentum untuk menemukan terobosan baru dan berkolaborasi. “Covid-19 ini suatu momentum. Ini zamannya berkolaborasi dengan semua orang,” katanya.

Halaman:
Reporter: Yosepha Pusparisa
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...