Perusahaan Minyak dan Retail yang Bangkrut Dihantam Pandemi pada 2020

Image title
Oleh Ekarina
22 Desember 2020, 12:57
Retail, Bisnis, Perusahaan, Pandemi Corona, Covid-19, Amerika Serikat.
J.Crew / Katadata.co.id
Perusahaan retail Amerika Serikat J.Crew salah satu yang mengajukan pailit selama pandemi Covid-19.

6. CBL & Associates Properties (Utang lebih dari US$ 1 miliar):

Perusahaan properti dan operator mal ini telah bergulat dengan penurunan penunjung pusat perbelanjaan selama beberapa waktu terakhir. Pandemi Covid-19 semakin mendorong perusahaan ke tepi bisnis.

Ilustrasi gerai Marks & Spencer. Peretail asal Inggris ini berencana melakukan PHK terhadap 7.000 karyawannya untuk menekan kerugiannya selama pandemi
Ilustrasi gerai Marks & Spencer. Peretail asal Inggris ini berencana melakukan PHK terhadap 7.000 karyawannya untuk menekan kerugiannya selama pandemi (Marks & Spencer / Youtube)

7. 24 Hour Fitness Worldwide (Utang lebih dari US$ 1 miliar):

Gym adalah salah satu sektpr usaha pertama yang ditutup selama lockdown dan yang terakhir kali diizinkan untuk dibuka kembali. Penutupan tersebut memberikan tekanan besar terhadap keuangan perusahaan gym 24 Hour Fitness.

8. Hertz (Utang lebih dari US$ 1 miliar):

Perusahan rental mobil Hertz Global Holding Inc. mengajukan pailit lantaran pandemi menyebabkan banyak perjalanan bisnis terhenti dan mempengaruhi usaha sektor ini. Selain itu, gagalnya restrukturisasi kredit turut mempercepat perusahaan ini pailit.  

9. Quorum Health (Utang lebih dari US$ 1 miliar):

Quorum Health Corp. perusahaan pemilik 24 rumah sakit di 14 negara bagian, terbelit banyak utang dan kian menumpuk akibat pandemi Covid-19.

Sebelum virus corona melanda, rumah sakit bahkan telah kehilangan prosedur elektif yang menguntungkan untuk fasilitas rawat jalan sambil tetap menangani pasien yang tidak memiliki asuransi. 

10. J.C. Penney, J.Crew, Ascena Retail (Ann Taylor), Stage Stores, dan Stein Mart: 

Deretan peretail ini telah goyah jauh sebelum adanya Covid-19. J.C Penney tekah menyatakan bankrut pada Juni lalu dan menutup 154 gerainya. J-Crew dinyatakan bangkrut lebih awal, atau pada Mei lalu lantaran terbebani banyak utang dan kehilangan banyak pelanggan selama pandemi.

Stage Stores pun demikian. Perusahaan mengajukana pailit pada Mei 2020 akibat tumpukan utang. Perusahan mengajukan perkara pailit di Houston, Texas dengan aset terakhir sebesar US$ 500 juta, dan liabilitas US$ 1 miliar.

Sedangkan Stein Mart mengajukan pailit setelah 12 tahun beroperasi. Sebanyak 28 gerai ditutup lantaran kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. 

Tak hanya di Amerika, pandemi corona juga memukul perusahaan di Indonesia. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 66,09% perusahaan di Indonesia masih mengalami penurunan pendapatan sepanjang kuartal III/2020. Pengurangan pendapatan terjadi karena sejumlah perusahaan tersebut masih terdampak pandemi virus corona Covid-19.

Sebanyak 23,48% perusahaan menyatakan pendapatannya tetap pada kuartal III/2020. Sementara, ada 10,43% perusahaan yang mengaku pendapatannya meningkat sejak Juli-September 2020.

Meski masih besar, jumlah perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan berkurang jika dibandingkan hasil survei serupa periode Juli 2020. Ketika itu, BPS mencatat jumlah perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi corona mencapai 82,85%.

Adapun, survei BPS bertajuk "Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 terhadap Pelaku Usaha Jilid 2" diselenggarakan pada 12 hingga 23 Oktober 2020. Survei ini melibatkan 35.992 responden melalui daring. Cakupan survei ini semua lapangan usaha, kecuali pemerintahan, aktivitas rumah tangga pemberi kerja, dan badan internasional.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...