Ragam Pivot Maskapai Dunia, Mulai Buka Restoran hingga Kursus Terbang

Image title
Oleh Ekarina
20 Oktober 2020, 14:20
Maskapai Penerbangan, Brand, Pesawat, Pandemi Corona, Covid-19, Restoran, Bisnis.
Dok. Singapore Airlines
Singapore Airlines menghentikan sementara penerbangan ke sejumlah rute di Indonesia hingga Mei 2020. SIA melakukan pivoting ke bisnis restoran selama pandemi corona.

Kokpit yang digunakan dalam simulator merupakan alat yang menyerupai aslinya, bahkan sampai ke tombolnya.

Peserta dapat memilih untuk lepas landas dan mendarat di bandara pilihan mereka, termasuk di Paris dan Tokyo. Paket empat hari "menjadi pilot" juga mencakup simulator. 

SIA juga menjual pengalaman serupa, sebagai bagian dari tur fasilitas pelatihan. Layanan ini akan dikenakan biaya tambahan 500 dolar Singapura, di luar harga tiket tur.

Pengiriman Kargo

Seiring berkurangnya jumlah penumpang, beberapa maskapai penerbangan justu mencatat kenaikan pengiriman kargo selama pandemi berlangsung. Salah stau perusahaan yang mendapat "berkah" ini adalah maskapai berbiaya rendah Scoot.

Alhasil, maskapai ini akhirnya memodifikasi salah satu pesawat A320-nya pada awal tahun ini dengan melepas semua kursi penumpang untuk mengangkut kargo di kabin. Padahal sebelumnya, maskapau tekah menggandakan kapasitas kargo menjadi hampir 20 ton. 

Maskapai yang mulai mengoperasikan charter kargo pada Mei ini sebelumnya mengamankan kargo di kursi penumpang."Ini adalah cara Scoot mendapatkan sumber pendapatan alternatif," kata CEO Scoot, Campbell Wilson dikutip dari CNA, Selasa (20/10).  

Cathay Pacific Hong Kong pada bulan Agustus lalu juga mengtakan telah meningkatkan penerbangan khusus kargo sejalan peningkatan layanan pengiriman. Pendapatan kargo menyumbang 46% terhadap total penjualan Cathay di paruh pertama tahun ini, melampaui pendapatan penumpang.

Chief Customer and Commercial Officer Cathay Pacific, Ronald Lam mengatakan bisnis kargo mencapai puncaknya pada Mei dengan imbal hasil tinggi serta potensi kenaikan lanjutan menjelang Natal.

Brand Image

Pengajar dan pengamat pemasaran di Universitas Prasetiya Mulya, Istijanto Oei mengatakan strategi pivoting  banyak dilakukan perusahaan sebagai upaya bertahan di masa pandemi.

"Namun, dalam melakukan pemilihan strategi ini diperlukan kecermatan, terutama terkait pengalaman dengan merek (brand experience) yang bisa berdampak pada image merek (brand image) yang sudah terbangun selama ini," kata Istijanto kepada katadata.co.id, Selasa (20/10). 

Beberapa perusahaan mencoba sementara masuk ke bisnis baru seperti maskapai penerbangan yang mengubah core bisnisnya menjadi restoran atau menjual makanan andalannya selama ini. 

Strategi ini dinilai Istijanto sebagai langkah maskapai membawa brand experience dari aktivitas penerbangan. Artinya, kerinduan pelanggan terkait dengan pesawat atau momen selama penerbangan bisa terobati dengan layanan baru tersebut.

Terbukti tawaran baru tersebut direspons positif pasar. "Hal tersebut tidak akan menurunkan brand image. Karena experience yang ditawarkan masih membawa momen sebelumnya," ujarnya. 

Meski begitu, dia dalam menerapkan strategi pivoting bisnis di masa saat ini, ada dua hal yang harus dicatat. Pertama, perusahaan harus mampu meyakinkan pelanggan layanannya memperhatikan kesehatan sehingga meminimalisir penyebaran Covid-19.

Kedua, mampu mengangkat sepenggal pengalaman berkesan yang semula ada dalam rangkaian layanan penuh menjadi bisnis yang berdiri sendiri.

"Sebenarnya pelanggan maklum dengan upaya pivoting bisnis yang dilakukan perusahaan. Hanya saja pivoting bisnis yang kurang sesuai dengan dua faktor di atas cenderung direspons rendah oleh pembeli," katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...