Media Sosial Jadi Referensi Konsumen Membeli Produk Selama Pandemi

Image title
Oleh Ekarina
10 November 2020, 14:35
Merek, Brand, Media Sosial, Instagram, Facebook, Digital, Pandemi Corona.
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.
Perajin menunjukkan media sosial untuk memasarkan produk tas wanita di industri rumahan kawasan Wunut, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/7/2020). Pengusaha tas wanita tersebut mengandalkan pemasaran digital dan media sosial serta berinovasi membuat produk baru yang disukai konsumen untuk mengatasi anjloknya permintaan akibat pandemi COVID-19.

Membuat promosi dengan jalan cerita dinilai penting karena meningkatkan  ikatan antara produk dengan pembeli, serta mampu menyampaikan pesan yang personal bagi konsumen.

Tren konvergensi antara penampilan (performance) dan merek tengah mendapat sambutan dari publik. Ia menyontohkan tayangan Pazerba buatan Zilingo yang diunggah melalui Facebook Live.

Acara bincang-bincang yang sekaligus memasarkan layanan Zilingo ini cukup ampuh menarik penonton dan pengguna harian Facebook Live yang jumlahnya bisa mencapai 800 juta orang. 

Strategi Branding E-Commerce

Pandemi corona membuat tren belanja online meningkat tiga kali lipat. Namun, survei Cetra menunjukkan, 38% konsumen belanja daring di Asean tidak puas dengan iklan atau kampanye selama musim liburan. 

Sedangkan 79% konsumen belanja online di Indonesia, Thailand serta Filipina menganggap kampanye saat liburan membosankan dan menginginkan iklan yang lebih menghibur serta relevan.

Alhasil, pelaku e-commerce setidaknya harus memperhatikan empat hal. Pertama, belajar lebih banyak data. Dengan begitu brand bisa membaca apa yang sedang diinginkan konsumen.

Kedua, hyper-targeted  atau dalam arti membuat kampanye yang lebih tepat menyasar konsumen segmen tertentu agar mencapai engagement, ketimbang membuat kampanye dengan target masyarakat luas.

Ketiga, buat pesan kampanye lebih personal. Sehingga konsumen merasa relevan dan dekat dengan brand.

Keempat, kampanye itu harus mampu membangun awareness (kesadaran) merek. Dengan  kondisi pandemi saat ini, brand seharusnya bisa masuk dan memberikan solusi bagi konsumennya.

Cara ini diharapkan bisa meningkatkan keteratikan konsumen terhadap e-commerce. Terlebih lagi, aplikasi belanja online kini tidka hanya digunakan untuk membeli kebutuhan non-makanan selama pandemi corona. Detailnya, bisa dilihat dalam databoks berikut:

Reporter / penyumbang bahan: Ivan Jonathan (magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...