31,8% Pelajar Tak Mendapat Akses Internet saat Pandemi Corona

Pemerintah mendorong penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) guna menekan risiko penularan virus corona. Namun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat bahwa 31,8% tidak mendapatkan akses internet.
Ahli Utama PTP Pusdatin Kemendikbud Gogot Suharwoto mengatakan, 16,4% pelajar mendapatkan akses internet, namun kualitasnya kurang memadai. “Sedangkan 51,8% lainnya bisa menggunakan internet dengan baik,” kata dia dalam diskusi online bertajuk ‘Pintek Edutalk: Tingkatkan Literasi Digital bagi Pendidikan 4.0’, Senin (30/11).
Selain itu, masih ada 7,1% siswa yang belum mendapatkan listrik. Sedangkan 7,5% lainnya mendapatkan layanan ini, tetapi kualitasnya kurang memadai.
Kemudian, 18,2% tidak memiliki perangkat pendukung belajar online seperti komputer, laptop, atau tablet. Selain itu, 15,7% tidak mempunyai ponsel pintar (smartphone).
Fasilitas | Listrik | Internet | Komputer/Laptop/Tablet | Ponsel Pintar |
Ada dan bisa digunakan dengan baik | 85,4% | 51,8% | 72,7% | 76,2% |
Ada dan kurang digunakan dengan baik | 7,5% | 16,4% | 9,1% | 8,1% |
Tidak tersedia | 7,1% | 31,8% | 18,2% | 15,7% |
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat, ada 12.548 desa yang belum terakses internet 4G. Rinciannya, 9.113 berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T. Sedangkan 3.435 lainnya di luar wilayah ini, sehingga menjadi tanggung jawab operator seluler untuk menyediakan 4G.
Kementerian melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menargetkan semua desa terakses internet 4G pada 2022. Kementerian pun meminta operator seluler seperti Telkomsel, XL Axiata dan Indosat untuk memperluas cakupan 4G di perdesaan.
"Operator seluler perlu memperkecil disparitas dan pengembangan spektrum untuk kecepatan internet yang merata," kata Menteri Kominfo Johnny G Plate saat konferensi pers virtual, dua pekan lalu (17/11).
Selain itu, meminta operator seluler mempertimbangkan pemanfaatan frekuensi dengan skema berbagi spektrum. "Muncul teknologi baru. Untuk efisiensi perlu dilakukan spektrum sharing," katanya.