5 Startup Fintech - Teknologi Genomika RI Raih Investasi di Awal 2021

Desy Setyowati
11 Januari 2021, 14:57
5 Startup Fintech - Teknologi Genomika RI Raih Investasi di Awal 2021
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Setidaknya ada lima startup Indonesia yang meraih dana segar pada awal tahun ini. Mereka yakni Ajaib, Pintek, dan Bibit di bidang teknologi finansial (fintech), serta Nusantics dan Zenius.

Startup investasi Ajaib mendapatkan pendanaan seri A US$ 25 juta atau sekitar Rp 353 miliar yang dipimpin oleh Horizons Venture dan Alpha JWC. Investor terdahulu yakni SoftBank Ventures Asia, Insignia Ventures dan Y Combinator berpartisipasi dalam putaran ini.

Advertisement

Ajaib didirikan oleh Anderson Sumarli dan Yada Piyajomkwan. Perusahaan rintisan ini berfokus pada milenial dan investor pemula. Mereka pun mengklaim, jumlah pengguna bulanan mencapai satu juta.

Perusahaan rintisan itu pun menggaet aktor Korea Selatan, pemeran Han Ji Pyeong dalam drama Start-Up, Kim Seon Ho sebagai duta merek alias brand ambassador. Ini karena perannya sebagai Han Ji-Pyeong dinilai menginspirasi milenial Indonesia untuk mulai berinvestasi.

Ajaib berencana menggunakan dana segar itu untuk mengembangkan infrastruktur dan produk. Selain itu, mempekerjakan lebih banyak engineer.

“Ajaib dibangun dengan aspirasi regional, memiliki dua pendiri dari dua pasar modal terbesar di Asia Tenggara yakni Indonesia dan Thailand,” kata Piyajomkwan dikutip dari TechCrunch, Senin (11/1). “Tapi untuk jangka pendek, kami fokus ke Indonesia karena penetrasi investasi masih rendah dan masih banyak lagi investor milenial yang bisa kami layani.”

Meski begitu, pesaingnya yakni Bibit juga mengumumkan pendanaan US$ 30 juta atau sekitar Rp 418 miliar dari Sequoia Capital pada pekan lalu (5/1). East Ventures, EV Growth, AC Ventures dan 500 Startups berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini.

Bibit juga menyasar investor pemula. Apalagi, data Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, jumlah investor ritel di Indonesia tumbuh 56% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020.

Peningkatan itu disumbang oleh kalangan milenial. Sebanyak 92% investor pemula berumur 21-40 tahun.

Segmen tersebut dianggap cocok untuk menggunakan platform Bibit. Sebab, 90% pengguna aplikasi ini didominasi oleh investor milenial.

"Kami percaya semua masyarakat Indonesia berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik. Mendorong kebiasaan berinvestasi dengan cara yang benar merupakan salah satu cara untuk mewujudkannya," kata Direktur Utama Bibit Sigit Kouwagam dikutip dari siaran pers, pekan lalu (5/1).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement