Transaksi E-Commerce RI Diramal Melonjak 33%, Paylater Makin Diminati

Fahmi Ahmad Burhan
22 Januari 2021, 17:29
Transaksi E-Commerce RI Diramal Rp 377 Triliun, Paylater Diminati
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Bank Indonesia (BI) memperkirakan, transaksi e-commerce naik 33,2% menjadi Rp 337 triliun pada tahun ini. Sedangkan dua riset menunjukkan, pembayaran dengan mencicil atau paylater terus meningkat, temasuk di Indonesia.

Bank sentral memprediksi transaksi e-commerce Rp 205,5 triliun pada 2019 dan Rp 253 triliun tahun lalu. Sedangkan tahun ini diprediksi Rp 337 triliun.

Melonjaknya transaksi e-commerce juga mendongkrak penggunaan layanan digital bank. BI memperkirakan nilainya Rp 27.036 triliun tahun lalu dan Rp 32.206 triliun pada 2021.

Perusahaan teknologi global manajemen fraud, GBG menyampaikan, fitur paylater menjadi salah satu pilihan pembayaran yang diminati oleh konsumen digital secara global. Hanya, GBG tidak memerinci persentasenya.

Managing Director of APAC GBG Dev Dhiman hanya mengatakan, platform e-commerce dan teknologi finansial (fintech) mengembangkan fitur itu karena memberikan fleksibilitas bagi pengguna. “Paylater telah mendisrupsi lansekap layanan pinjaman," katanya dalam siaran pers, Kamis (21/1).

Firma riset Coherent Market Insights juga memperkirakan fitur paylater menjadi primadona di Indonesia pada 2021. Berdasarkan studi internal, pasar global untuk layanan paylater diprediksi tumbuh dari US$ 5 juta pada 2019 menjadi USD 33,6 juta di 2027. Tingkat pertumbuhan tahunannya rata-rata 21,2%.

Hal senada disampaikan oleh CEO Kredivo Umang Rustagi. "Kami pun berupaya memberikan bunga terendah dan memperluas jangkauan layanan, baik dari sisi merchant maupun area," kata dia dalam siara pers, Selasa (19/1).

Perusahaan e-commerce, Tokopedia juga mencatatkan peningkatan transaksi menggunakan layanan paylater dua kali lipat selama pandemi corona atau tahun lalu. Senior Lead Business Development (Fintech) Tokopedia Marina Ivana Tjuanda menilai, ini karena ada kebutuhan pembayaran dengan mencicil di saat pendapatan turun akibat Covid-19.

Selama ini, Tokopedia berkolaborasi dengan berbagai fintech seperti Taralite dan Kredivo untuk menyediakan paylater. Taralite diakuisisi oleh OVO pada Maret 2019.

Tahun lalu, perusahaan juga menggandeng Indodana untuk menyediakan pinjaman hingga Rp 25 juta. Perluasan kolaborasi ini karena permintaan layanan paylater meningkat.

GoPay juga mencatatkan peningkatan transaksi pada fitur paylater 2,7 kali lipat pada 2020. Induk usaha, Gojek menggandeng PT Mapan Global Reksa (Findaya) untuk menyediakan fitur cicilan ini.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...