Bisnis Ponsel Tertekan Sanksi Trump, Huawei Lobi Joe Biden

Fahmi Ahmad Burhan
10 Februari 2021, 09:22
Bisnis Ponsel Tertekan Sanksi Trump, Huawei Lobi Joe Biden
123RF.com
Logo Huawei

Penjualan ponsel Huawei melorot ke posisi enam di bawah Xiaomi pada akhir tahun lalu, karena tertekan sanksi dari mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pendiri Huawei Ren Zhengfei berharap Presiden AS saat ini, Joe Biden lebih terbuka terhadap perusahaan Tiongkok.

Ia berharap pemerintahan baru AS mempertimbangkan kepentingan bisnis dalam menyusun kebijakan. "Ini untuk kepentingan perusahaan dan perkembangan ekonomi AS," kata Ren dikutip dari Reuters, Selasa (9/2).

Ren menilai, langkah Trump memasukkan beberapa perusahaan Tiongkok ke daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan maupun investasi justru merugikan industri di AS. Salah satu contohnya yakni kelangkaan cip (chipset).

Setelah memasukkan Huawei ke daftar hitam terkait perdagangan pada Mei 2019, Trump mempersulit perusahaan memproduksi cip. Mantan presiden AS itu menambahkan 38 afiliasi semikonduktor Huawei ke dalam daftar hitam pada Agustus 2020, sehingga totalnya menjadi 152.

Raksasa teknologi Tiongkok itu pun terpaksa menyetop produksi cip, termasuk prosesor andalannya Kirin sejak September tahun lalu.

Selain itu, Trump memblokir raksasa semikonduktor Tiongkok yakni Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC). Sanksi-sanksi tersebut membuat cip langka.

Padahal, cip dibutuhkan oleh produsen ponsel pintar (smartphone) hingga mobil. Dewan Kebijakan Otomotif AS pun meminta Trump mencari solusi atas kelangkaan cip.

"AS seharusnya mempertimbangkan masa depan industri cip," kata Ren. "Jika jumlahnya semakin menurun, apakah AS dapat terus mempertahankan industri cip?"

Dengan kebijakan yang lebih terbuka, Ren berharap Biden mengizinkan Huawei mendapatkan pasokan komponen dari AS. "Jika kapasitas produksi Huawei dapat ditingkatkan, itu berarti lebih banyak peluang bagi perusahaan AS untuk memasok. Saya percaya ini akan saling menguntungkan," kata Ren dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (9/2).

Meski begitu, ia menyadari akan sulit bagi Biden untuk mengeluarkan Huawei dari daftar hitam. Namun, Ren menyatakan bahwa Huawei tetap dapat bertahan meski mendapatkan sanksi dari AS.

Sekalipun bisnis ponselnya mulai tertekan, Huawei mulai berfokus merambah sektor lain seperti komputasi awan (cloud) dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Pada akhir tahun lalu, Ren mengatakan kepada para staf bahwa cloud akan menjadi prioritas pada 2021.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...