Saingi Bukalapak, Tokopedia Gaet Jutaan Warung
Bukalapak yang mencatatkan saham perdana alias IPO pekan lalu (6/8), gencar menggaet warung untuk mendongkrak transaksi. Tokopedia menyasar segmen yang sama, dan sudah menggaet jutaan mitra.
Namun Head of New Retail Tokopedia Karina Susilo tidak memerinci jumlahnya. Ia juga tidak menjabarkan target jumlah mitra warung pada tahun ini.
“Jumlah mitra warung jutaan di 500 kabupaten/kota,” kata Karina dalam virtual media briefing: Hari UMKM, Tokopedia Fokus Digitalisasi Warung, Kamis (12/8). “Dibandingkan dua tahun belakangan, jangkauan meningkat lebih dari dua kali lipat.”
Tokopedia mencatat, lebih dari 80% mitra warung Tokopedia meraih lebih banyak pelanggan sejak bergabung. Hampir 80% mitra mencatatkan kenaikan keuntungan lebih dari dua kali lipat.
Selain itu, hampir 100% mitra warung Tokopedia menghemat biaya transportasi lebih dari Rp 50 ribu per minggu, karena menggunakan fitur Grosir. “Kami akan terus berinovasi (dari sisi fitur dan layanan),” katanya.
Berdasarkan data internal Tokopedia per Oktober 2020, lebih dari 25% mitra warung memiliki waktu lebih banyak dengan keluarga. Selain itu, 40% lebih mudah dalam berbisnis.
Kemudian, lebih dari 40% menjadi paham teknologi. Sebanyak 40% dari mitra juga lebih mandiri secara finansial dan setengah di antaranya mempunyai tabungan tambahan.
Salah satu mitra grosir, yakni pemilik usaha warung asal Palembang Erni mencatatkan kenaikan omzet dua kali lipat sejak bergabung. “Saya bisa membiayai anak saya dan kedua orang tua,” katanya.
Pemilik usaha warung di Papua, Patria Ismalinda juga membukukan kenaikan transaksi 100% sejak bergabung. Produk yang paling banyak dipesan yakni digital, seperti pulsa.
Patria juga merasa lebih mudah mendapatkan pasokan pula untuk dijual kembali, dengan bergabung di Tokopedia.
Selain Tokopedia, Bukalapak gencar menggaet warung. E-commerce bernuansa merah ini meluncurkan layanan Mitra Bukalapak pada 2016.
Jumlah mitra agen dan warung Bukalapak mencapai 8 juta. Sedangkan volume transaksi per akhir tahun lalu 3,6 juta.
Berdasarkan mini expose Bukalapak yang diperoleh Katadata.co.id pada akhir Juni, unicorn itu mengklaim bahwa pangsa pasar warung digitalnya 39% di Indonesia. Total nilai proses bisnis atau total processing value (TPV) mitra agen dan warung rerata tumbuh 105% per tahun sejak 2018.
Pertumbuhannya lebih tinggi dibanding lini marketplace. “Rerata penjualan mitra tumbuh tiga kali lipat sejak bergabung,” demikian dikutip dari mini expose Bukalapak.
Rincian pertumbuhan TPV Mitra per tahun, serta transaksi yang paling banyak dilakukan di agen dan warung, dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Kontribusi Mitra terhadap pendapatan Bukalapak juga melonjak dari Rp 74 miliar pada 2019 menjadi Rp 199 miliar tahun lalu. Ini berasal dari komisi atas penjualan pedagang dan prinsipal Fast Moving Consumer Good atau FMCG.
Sejalan gencar menyasar warung, Bukalapak berfokus menggarap pasar di luar tingkat (tier) satu. Kota tingkat dua yang diincar seperti Yogyakarta, Manado, Solo, Palembang, dan Pekanbaru.