Google, Apple, Microsoft Siapkan Miliaran Dolar Usai Temui Presiden AS
Raksasa teknologi seperti Google, Apple, Microsoft, dan Amazon bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terkait keamanan siber pada Rabu (25/8). Setelah pertemuan, keempatnya berkomitmen menyediakan miliaran dolar mengenai isu ini.
Selain raksasa teknologi, Joe Biden mengundang petinggi perusahaan keuangan. Pertemuan dilakukan setelah ada beberapa serangan siber tingkat tinggi, termasuk yang menimpa kontraktor perangkat lunak (software) pemerintah SolarWinds dan pipa minyak Colonial Pipeline.
Gedung Putih mengatakan Apple akan membuat program yang didedikasikan untuk meningkatkan keamanan pada seluruh rantai pasokan teknologi mereka. “Ini akan termasuk bekerja dengan pemasok untuk mengadopsi otentikasi multifaktor dan pelatihan keamanan,” demikian kata pemerintah AS dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (26/8).
Baru-baru ini, Biden memang menandatangani perintah eksekutif yang mewajibkan agensi AS menggunakan otentikasi dua faktor atau two-factor authentication saat login. Ini diharapkan dapat membantu mencegah serangan siber.
Sedangkan Google menyatakan akan menginvestasikan lebih dari US$ 10 miliar selama lima tahun ke depan. Ini untuk memperkuat keamanan siber dan melatih 100 ribu orang Amerika di bidang teknis terkait dukungan informasi dan teknologi (IT), serta analisis data.
Dana tersebut juga bakal digunakan untuk memperkuat rantai pasokan perangkat lunak dan keamanan sumber terbuka.
Microsoft juga berkomitmen menyediakan US$ 20 miliar selama lima tahun. “Ini untuk memberikan alat keamanan yang lebih canggih,” kata CEO Satya Nadella melalui Twitter setelah pertemuan.
Dia menambahkan bahwa Microsoft akan menginvestasikan US$ 150 juta untuk membantu lembaga pemerintah meningkatkan sistem keamanan dan memperluas kemitraan pelatihan.
Perusahaan teknologi itu telah menghabiskan US$ 1 miliar per tahun untuk keamanan siber sejak 2015.
Sedangkan IBM mengatakan akan melatih lebih dari 150 ribu orang terkait keterampilan keamanan siber dalam tiga tahun. Perusahaan bakal bermitra dengan perguruan tinggi dan universitas kulit hitam untuk membantu mendiversifikasi tenaga kerja.
IBM juga mengumumkan solusi penyimpanan data baru untuk perusahaan infrastruktur penting. Selain itu, tengah bekerja menciptakan metode enkripsi yang aman untuk komputasi kuantum.
CEO IBM Arvind Krishna mengatakan, keamanan siber merupakan isu era kini. Dia berharap ada lebih banyak koordinasi antara sektor publik dan swasta terkait hal ini.
Raksasa teknologi lainnya yakni Amazon, lewat Amazon Web Services (AWS) berencana memberikan perangkat otentikasi multifaktor gratis kepada pemegang akun. Ini untuk mengamankan data mereka.
Perusahaan juga berencana untuk menawarkan pelatihan ‘Kesadaran Keamanan’ untuk organisasi dan individu.
Sedangkan juru bicara perusahaan jasa keuangan TIAA mengungkapkan beberapa inisiatif berkelanjutan yang dilakukan untuk melatih lebih banyak pekerja keamanan siber. Ini termasuk kemitraan dengan Universitas New York yang memungkinkan rekanan TIAA yang mengejar gelar master terkait keamanan siber, mendapatkan ganti biaya sepenuhnya.
Saat keluar dari Gedung Putih, CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan diskusi kolaboratif yang sangat produktif. “Mudah-mudahan kami terus menindaklanjuti dan melakukan pekerjaan dengan baik untuk melindungi negara dari masalah yang sangat kompleks,” katanya.