BNI Gaet WIR Group untuk Rambah Metaverse
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bekerja sama dengan WIR Group untuk mengembangkan metaverse. Melalui proyek ini, nasabah BNI akan mendapatkan layanan keuangan omni-channel yakni di dunia virtual dan fisik.
Direktur IT dan Operasi BNI YB Hariantono mengatakan, BNI mengembangkan teknologi metaverse karena tren. "Semua berbondong-bondong ke metaverse, tidak terkecuali BNI yang mempunyai nasabah millenial," kata dia dalam acara Signing MoU BNI dan WIR Group, Senin (15/2).
Meski begitu, BNI masuk ke metaverse tidak sekadar mengikuti tren. BNI menyiapkan ekosistem besar agar pengguna bisa mendapatkan pengalaman berbeda
"Kami siapkan ekosistem hidup lengkap. Pengguna metaverse bisa berkegiatan secara ekonomi, pendidikan, komersial, seni, dan segala macam ada di dunia ini," katanya.
Ia mengatakan, perusahaan juga mengembangkan NFT alias non fungible token. "Ini juga akan menjadi komponen bagian dari ekosistem metaverse yang dibangun," ujarnya.
Namun pada tahap awal, BNI akan menyajikan pengalaman omni-channel secara virtual dan fisik bagi nasabahnya. "Kami kombinasikan pengalaman fisik melalui Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)," katanya.
SEV Digital Business BNI Rian Eriana Kaslan menjelaskan, pengalaman metaverse itu misalnya, terjadi saat nasabah ingin mendapatkan layanan keuangan di bank atau mobile banking. BNI akan memadukannya dengan layanan tiga dimensi atau 3D.
Nasabah tidak hanya melihat informasi di perangkat komputer, tetapi juga bisa bertemu dengan staf BNI secara virtual. "Nanti bentuknya avatar atau virtual branch. Intinya pengalaman tidak hanya satu arah," ujarnya.
Dalam penerapan metaverse ini, BNI tidak mengandalkan mata uang kripto (cryptocurrency) seperti bitcoin atau ethereum. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini akan mengandalkan transaksi seperti di dunia nyata, yakni menggunakan rupiah.
Untuk keamanan siber, BNI berkerja sama dengan WIR Group guna mengantisipasi celah serangan dari sisi internal maupun nasabah.
WIR Group merupakan perusahaan di bidang teknologi digital reality, seperti kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), AR, dan virtual reality di Asia Tenggara.
WIR merupakan singkatan dari We Indonesians Rock, Rise and Rule. Perusahaan ini berdiri lebih dari 10 tahun.
Perusahaan itu memproduksi programming dan inovasi teknologi AR ke lebih dari 20 negara. Ini dengan bimbingan dari Kementerian Kominfo serta kemitraan dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
WIR memiliki lima paten global terkait AR dan terdaftar di nasional maupun PCT yang mencakup 153 negara. Perusahaan teknologi ini diminta berpartisipasi oleh Kementerian Investasi untuk mewakili Indonesia di ajang dunia, antara lain di side event World Economic Forum di Davos 2019 dan 2020.
WIR Group masuk dalam daftar “Metaverse Companies to Watch in 2022” versi majalah bisnis internasional Forbes GE. Daftar tersebut berisi perusahaan teknologi terkemuka dunia seperti Apple, Microsoft hingga Facebook yang berganti nama menjadi Meta.
Group Chief Executive Officer & Co-Founder of WIR group Michael Budi mengatakan, metaverse merupakan penggabungan dua dunia, yakni nyata dan maya. "Keduanya bertemu dalam satu tempat. Pengunjung tidak hanya melihat saja, tapi bermain, belajar, dan melihat satu sama lain," katanya.
Teknologi metaverse didukung oleh perangkat AR dan VR. Selain itu, ditunjang oleh Internet of Things (IoT) hingga AI.
Perusahaan milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, RANS Entertainment pun ikut mengembangkan metaverse melalui RansVerse.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas juga tengah menyiapkan rancangan ibu kota baru versi metaverse.
Pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa pertemuan kantor di dunia virtual atau metaverse akan menjadi tren pada 2023 – 2024.
Bill Gates menyebut periode tren rapat di dunia virtual itu sebagai ‘tahun yang paling tidak biasa dan sulit’. Ia menilai, tahun ini dan selanjutnya merupakan masa yang lebih digital.
Menurutnya, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang beralih ke digital. Ini termasuk merevolusi tempat kerja.
Raksasa teknologi asal Cina, Baidu juga memperkirakan bahwa adopsi metaverse butuh waktu lama, yakni hingga enam tahun agar bisa hadir sepenuhnya secara global.
Presiden HTC China Alvin Graylin juga mengatakan bahwa metaverse secara penuh akan hadir dalam lima sampai 10 tahun. Namun, bagian dari produk-produk pendukungnya akan hadir lebih cepat.