Zipmex Setop Penarikan Dana Terkait Bangkrutnya Bandar Kripto Celcius
Zipmex sempat menghentikan sementara penarikan dana untuk fiat dan aset. Platform bursa kripto ini mengungkapkan, penghentian berhubungan dengan masalah keuangan rekan mereka, termasuk bandar crypto bangkrut, Celsius.
Manajemen Zipmex menyampaikan, fitur penarikan dana (withdrawal) trade wallet perusahaan telah beroperasi kembali setelah disetop sementara pada Rabu (20/7). Zipmex juga melakukan proses pemeliharaan sistem pada Kamis (21/7).
Namun, fitur transfer dari Z wallet ke trade wallet dan sebaliknya belum dapat diaktifkan saat ini.
Di Indonesia, Zipmex hanya akan mengaktifkan fitur penarikan dana dan aset digital pada trade wallet. Sedangkan fitur ZipUp+ masih ditangguhkan sementara.
"Kami akan terus melakukan dialog terbuka dengan komunitas, regulator, dan semua pihak terkait," kata manajemen Zipmex dalam keterangan resmi kepada Katadata.co.id, Kamis (21/7).
Zipmex sebelumnya telah menjelaskan bahwa salah satu penyebab penangguhan penarikan dana ini adalah masalah keuangan yang dialami oleh rekan perusahaan. Ada dua entitas yang mempunyai transaksi eksposur dengan Zipmex, yakni Babel Finance dan Celsius.
Besaran eksposur Zipmex di Babel Finance mencapai US$ 48 juta per Kamis (21/7). Sedangkan dengan Celsius US$ 5 juta.
"Kami secara aktif terus bekerja dan berusaha menyelesaikan situasi ini untuk memulihkan sisa dana yang masih menggantung ini," katanya.
Dengan Babel Finance, Zipmex telah berdiskusi untuk menyelesaikan situasi yang terjadi. Perusahaan telah berdialog dengan penasihat resmi perusahaan Hong Kong itu dan sedang mengevaluasi opsi berdasarkan hasil diskusi.
Sebelumnya, Cointelegraph menyebutkan bahwa Zipmex menyalurkan dana ke Babel Finance demi mendapatkan yield atau imbal hasil. Akan tetapi, Babel yang berbasis di Hong Kong menghentikan penarikan dana pada Juni karena tekanan likuiditas yang tak biasa.
Sedangkan dengan Celsius, Zipmex menyebutkan bahwa eksposurnya sangat minim. "Bahkan, sebelumnya kami berencana menghapuskan nilai ini pada neraca," katanya.
Meski begitu, Zipmex tetap secara aktif berkomunikasi dengan bandar kripto itu untuk menyelesaikan eksposur tersebut.
Celsius menyatakan bangkrut beberapa hari lalu. Dalam laporan kebangkrutannya, mereka mengalami defisit US$ 1,2 miliar atau setara Rp 17,9 triliun dan berutang US$ 4,7 miliar kepada para penggunanya.
Celsius saat ini hanya mengelola dana US$ 167 juta. Chief Executive Officer (CEO) perusahaan Alex Mashinsky pada Oktober 2021 pernah mengatakan bahwa jumlah dana yang dikelola mencapai US$ 25 miliar atau setara Rp 374 triliun.
Jatuhnya Celsius menandai kebangkrutan besar tiga 'bandar' kripto dalam dua pekan terakhir. Kondisi serupa sebelumnya terjadi pada Voyager dan Three Arrows Capital.
Beberapa orang di pasar keuangan menyebut kondisi itu sebagai momen Lehman Brothers versi kripto. Efek penularan dari pemberi pinjaman kripto yang gagal ini disebut mirip dengan jatuhnya bank besar yang berujung krisis keuangan dunia.
Selain karena masalah keuangan rekanan perusahaannya itu, Zipmex menangguhkan penarikan dana karena faktor gejolak pasar dan rangkaian peristiwa black swan atau angsa hitam di industri.
Sumber Cointelegraph juga mengatakan permasalahan di Zipmex terjadi karena beda regulasi di Thailand dan Singapura.
Di Thailand, Zipmex dilarang keras menyentuh dana pelanggan. Namun di Singapura, mereka memiliki produk di bursa yang disebut zip-up bagi pengguna untuk memindahkan dana sesuai aturan untuk mendapatkan imbal hasil.
Zipmex beroperasi di empat negara yakni Indonesia, Thailand, Singapura, dan Australia. Perusahaan beroperasi sesuai dengan regulasi yang ada di masing-masing yurisdiksi.
Di Indonesia, Zipmex terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dengan nama PT Zipmex Exchange Indonesia.
Bursa itu menyediakan akses ke berbagai layanan keuangan, termasuk pembayaran digital, pertukaran, dan simpanan berbunga
Tahun lalu, Zipmex memfasilitasi volume transaksi lebih dari US$ 1 miliar. Di Thailand, perusahaan membukukan pertumbuhan lima kali lipat dalam hal akuisisi pelanggan. Sedangkan volume transaksi dan dana kelolaan tumbuh 10 kali lipat.