Bank BUMN Akan Salurkan Kredit Rp 4,2 T untuk UMKM yang Jualan Online
Pemerintah meluncurkan program Digital Kredit UMKM (DigiKU) pada hari ini (17/7). Melalui program itu, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) siap menyalurkan pinjaman Rp 4,2 triliun kepada satu juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pinjaman hanya diberikan kepada UMKM yang bergabung dengan platform digital. Kebijakan ini diharapkan mendorong pelaku usaha untuk berjualan online.
Pemerintah mencatat, 22% atau 8.140 dari total 37 ribu UMKM yang terpukul pandemi corona, membutuhkan modal usaha. "Namun, banyak UMKM terganjal administrasi perbankan," kata Luhut saat konferensi pers secara virtual, Jumat (17/7).
(Baca: Fintech Lending Diminta Kucurkan Pinjaman 8.140 UMKM Terdampak Corona)
Luhut menilai, DigiKU bisa menjadi alternatif pembiayaan bagi UMKM. Sebab persyaratan pengajuan kreditnya diklaim lebih mudah dibandingkan prosedur normal.
Pengajuan pinjaman oleh UMKM melalui program DigiKU juga disebut-sebut hanya 15 menit. (Baca: Tiga Tips agar UMKM Lebih Mudah Dapat Pinjaman Saat Pandemi)
Pemerintah pun menyiapkan pinjaman Rp 4,2 triliun untuk program tersebut. UMKM yang ditarget yakni yang bergabung dengan e-commerce maupun platform digital lainnya seperti Gojek dan Grab.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, pemerintah menyiapkan bantuan Rp 123,46 triliun untuk UMKM selama pandemi Covid-19. Bantuan ini berupa subsidi bunga, dana pinjaman, dan dari sisi fiskal.
Pemerintah juga menyalurkan bantuan melalui Himbara senilai Rp 30 triliun. Besarannya, masing-masing Rp 10 triliun untuk Bank Mandiri dan BRI, serta Rp 5 triliun lewat BNI dan BTN.
(Baca: Dua Kelebihan UMKM yang Berjualan Online Lebih Mudah Dapat Pinjaman)
Airlangga mengatakan, program DigiKU memudahkan UMKM mengajukan pinjaman. "Akses dan dokumentasinya lebih mudah bagi UMKM," katanya.
Ia juga optimistis kebijakan itu akan berdampak positif bagi perekonomian. Sebab, nilai transaksi perdagangan di platform digital Indonesia diperkirakan mencapai US$ 135 miliar.
Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama BRI Sunarso menilai, program DigiKU penting untuk dilakukan di tengah pandemi virus corona. Namun, ia berharap pemerintah juga mendorong permintaan kredit.