Penyebab Mahalnya Ongkos Kirim Produk E-Commerce ke Luar Jawa

Desy Setyowati
17 Oktober 2018, 17:58
Logistik e-commerce
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pekerja memilah paket barang di gudang logistik TIKI di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Presiden Direktur Digivla Reza A. Maulana menambahkan, industri logistik di Tanah Air bisa memanfatkan big data untuk meningkatkan efisiensi. Hanya, menurutnya perlu gerbang logistik nasional (national logistic gateway) untuk mendukung industri ini. "Ini bisa jadi alternatif solusi dalam pengembangan big data di sektor logistik," kata dia.

Kebijakan ini bisa memuat lima hal. Di antaranya, regulasi dan panduan yang jelas terkait penggunaan data; mendorong kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU); mendorong transparansi dalam algoritma; menstimulasi sektor publik dan swasta di bidang logistik untuk berbagi data; serta, memastikan keamanan privasi data.

(Baca juga:  Baru Setahun, Sebagian Peta Jalan E-Commerce Sudah Tak Relevan)

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan Permata Adoe menyampaikan, bahwa potensi bisnis logistik di Indonesia cukup besar. Riset Frost and Sullivan menunjukkan, industri transportasi dan logistik di Indonesia akan tumbuh 15,4% atau senilai Rp 4.396 triliun pada 2020. Total marketnya mencapai Rp 2.152 triliun, yang terbagi dari Rp 578,9 triliun sektor transportasi dan sisanya Rp 1.573 triliun dari kegiatan logistik pada 2020.

Hanya, ia mendorong agar industri logistik Indonesia meningkatkan kapasitas diri guna mengimbangi pertumbuhan e-commerce. Ia pun mendorong industri logistik nasional mengikuti jejak Tiongkok. "Dalam 48 jam terkirim. Kalau tidak bisa, tidak bisa masuk Alibaba. Nah, Indonesia haru bisa mempersiapkan itu," katanya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...