Apindo Dorong Lebih Banyak Peretail Lokal Go Digital
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dorong peretail lokal untuk lebih berani berinvestasi pada e-commerce untuk menjual produk mereka secara online. Langkah ini dinilai perlu untuk membendung penetrasi perusahaan e-commerce asing di Indonesia.
Wakil Ketua Apindo Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menyatakan, di dunia maya, produk Indonesia masih kalah oleh dominasi asing terutama dari Tiongkok.
Di berbagai toko online, Shinta menyebut, berbagai jenis makanan dan minuman, busana, kosmetik, hingga gadget dan peralatan rumah tangga masih didominasi asing. "Produk Indonesia hanya 5% dijual lewat online," ujar Shinta, Selasa (5/12).
(Baca: Investasi E-Commerce Sumbang Surplus Neraca Pembayaran US$ 5,4 Miliar)
Shinta menyatakan, pertumbuhan e-commerce akan semakin tinggi pada 2018 mendatang. Sebab, saat ini transaksi digital baru menyumbang sekitar 5% dari keseluruhan penjualan retail. "Retail harus menjajaki online, akan ada pengaruhnya meski kecil tetapi dampak akhirnya sangat besar," tutur Shinta lagi.
Ia menyebut, perusahaan makanan cepat saji seperti Jollibee dari Filipina sedang melakukan pendekatan untuk masuk ke Indonesia. Kemudian juga, ada ekspansi dari gerai Miniso yang menjual barang-barang penopang, baik secara konvensional di berbagai pusat perbelanjaan, maupun secara online.
(Baca juga: Dorong Pertumbuhan E-Commerce, TIKI Perluas Layanan Cash on Delivery)
Menurut Shinta, retail asing yang sukses bakal terus melakukan ekspansi. "Seperti Lulu yang harus membuat volume, persaingan pasar luar sudah dimulai, jadi harus berhati-hati," ujarnya.
Dia menekankan agar produsen Indonesia bisa memanfaatkan transaksi online. Alasannya, butuh peningkatan keberadaan produk Indonesia untuk diperhatikan oleh pasar luar negeri.
Sementara, Vice President Alibaba Group Brian Wong bahwa semakin banyak generasi muda yang memanfaatkan teknologi digital untuk berbelanja. Menurutnya, e-commerce sudah memiliki sistem pembayaran dan logistik yang baik akan lebih menguntungkan bagi pembeli dan penjual.
"Lebih cepat pelaku usaha ikut ekonomi digital, lebih banyak bisa berkontribusi ke dalamnya," kata Brian, di tempat berbeda.
Data Alibaba Group, transaksi e-commerce Tiongkok sudah mencapai 29% dari 730 juta pengguna internet. Pendapatan tahunannya pun mencapai US$ 547 miliar dengan jumlah penjual lebih dari 10 juta orang.